Fakta-fakta Meninggalnya Tri Fajar Firmansyah, Fans PSS Sleman yang Dikeroyok Suporter di Jogja
TRIBUNJATENG.COM - Suporter PSS Sleman Tri Fajar Firmansyah meninggal dunia setelah dikeroyok sesama suporter sepak bola.
Pengeroyokan terjadi saat suporter Persis Solo terlibat kerusuhan dengan suporter PSIM Mataram di Yogyakarta, 25 Juli 2022 lalu.
Saat itu, Tri Fajar Firmansyah keluar rumah berniat untuk mengamankan kampungnya.
Karena pernah terjadi sebelumnya, kampung Tri Fajar Firmansyah dilewati suporter dan terjadi perselisihan.
Baca juga: Berniat Jaga Kampung Tri Fajar Firmansyah Malah Dikeroyok Suporter Seusai Rusuh Persis Solo di Jogja
Baca juga: 30 Menit Sebelum Dianiaya, Tri Fajar Firmansyah Sangat Bersemangat Menyapa Temannya: Dia Anak Baik
Baca juga: Suporter PSS Sleman Tri Fajar Firmansyah Meninggal, Buntut Kerusuhan Pendukung Persis Solo di Jogja
Baca juga: Video PSIS Vs Barito Putera, Pelatih Sergio Alexandre Benahi Pertahanan
Baca juga: Pemain Timnas U-16 Indonesia Wajib Salat Berjamaah di Masjid, Jika Melanggar Didenda
Setelah dikeroyok suporter, Tri Fajar Firmansyah kondisinya kritis dan dilarikan ke rumah sakit.
Namun setelah delapan hari dirawat, nyawa Tri Fajar Firmansyah tak tertolong dan meninggal dunia.
Berikut ini fakta-fakta kasus pengeroyokan Tri Fajar Firmansyah.
Korban Kerusuhan Suporter
Tri Fajar Firmansyah adalah warga Dusun Glendongan, Padukuhan Tambakbayan, Caturtunggal, Depok, Sleman.
Sehari-hari Tri Fajar Firmansyah bekerja sebagai juru parkir di Mirota, Babarsari.
Tak ada yang menduga Tri Fajar Firmansyah akan menjadi korban pengeroyokan.
Karena saat itu Tri Fajar Firmansyah keluar rumah hanya untuk mengamankan kampungnya setelah terjadi kerusuhan antara suporter Persis Solo vs PSIM Mataram.
Namun nahas Tri Fajar Firmansyah justru dikeroyok oleh oknum suporter dan menderita luka parah.
Setelah mendapat perawatan dan kondisinya kritis, Tri Fajar Firmansyah meninggal dunia, Selasa (2/8/2022).
Fajar Dikenal Memiliki Kepribadian Baik
Fajar, begitu ia kerap disapa, sempat mengalami kritis. Kepala belakangnya mengalami luka akibat benda tumpul, menurut keterangan polisi.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Fajar yang merupakan suporter klub PSS Sleman itu dilarikan ke RSPAU Dr S Hardjolukito.
Nasib tidak ada yang tahu, delapan hari di rumah sakit, Fajar meninggalkan dunia selama-lamanya.
“Fajar itu tidak ikut tawuran ya. Dia memang menemani juru parkir (jukir) di Mirota Babarsari itu, mas Imam,” kata Amin, seorang tetangga yang juga teman dekat Fajar dikutip dari Tribunjogja.com, Selasa (2/8/2022) malam.
Amin, meski berusia lebih tua, sudah mengenal Fajar sejak kecil. Mereka tumbuh bersama di Dusun Glendongan itu.
Maka, kematian Fajar cukup membuatnya kaget, karena kurang lebih tiga puluh menit sebelum dianiaya, mendiang masih bertemu dengan Amin.
“Papasan saja di jalan. Saya tanya, mau kemana, dari mana. Alasan dia mau ke daerah itu karena mau jaga biar rombongan (suporter) tidak masuk ke kampung,” ceritanya detail.
Saat kejadian pengeroyokan, Fajar apes. Padahal, niat hatinya hanya ingin menemani kawan jukir, malah dia menjadi korban aniaya.
“Fajar itu memang dikenal baik. Kenapa dia mau jaga kampung? Karena dari kasus sebelumnya, rombongan itu masuk ke kampung, ngelemparin orang sini,” tutur Amin.
Kampung Fajar Pernah Dilewati Rombongan Suporter
Kisah itu dibenarkan oleh Taufiq, teman Fajar yang merupakan warga setempat.
Sebelumnya, pernah ada kasus rombongan suporter bola yang masuk ke perkampungan dan melempar batu ke rumah dan orang-orang yang ada di kampung.
“Kalau yang rusuh sebelumnya ditangkap Provos AU. Ini kemarin untung gak masuk kampung,” tambahnya menimpali.
Amin dan Taufiq mengira-ngira, setidaknya ada 50 motor rombongan berboncengan yang melintas di Jalan Adisucipto, berbatasan langsung dengan daerah Tambakbayan.
“Nah, Fajar itu inginnya memantau, biar tidak terjadi kayak sebelumnya, biar rombongan gak masuk ke kampung. Kadang dari sana masuk gitu ke kampung dan lemparin batu,” tutur Amin lagi.
Saat itu, Fajar dan Imam hanya berdua berada di area parkir sebelah timur Mirota Babarsari.
“Ya mungkin memang sudah jalannya. Fajar itu orang baik betul. Gak aneh-aneh dia, gak ikut tawuran tapi malah jadi korban,” papar Amin.
Setelah insiden pengeroyokan, Taufiq segera dihubungi kawan-kawannya untuk menjenguk Imam dan Fajar di masing-masing rumah sakit.
Imam berada di Rumah Sakit Islam Yogyakarta (RSIY) PDHI. Sedangkan, Fajar sudah ada di RSPAU Dr S Hardjolukito.
“Kami bagi dua tempat, ada yang jaga Fajar, ada yang jaga mas Imam. Kami kondisikan masing-masing dulu. Mas Imam itu juga orang Tambakbayan, belakang Atma (UAJY),” timpal Taufiq.
Tetangga Fajar Ingin Kasus Usut Tuntas
Amin dan Taufiq tak berharap banyak. Namun, jika pun boleh meminta, mereka ingin kasus ini diselesaikan dengan tuntas.
Pengeroyok harus dihukum setimpal karena sudah menghilangkan nyawa pemuda yang tak bersalah.
Fajar adalah anak terakhir. Dua kakaknya juga tinggal di daerah Tambakbayan dan tentu, menjadi anak kesayangan orang tua.
“Kita berharap kasus ini naik. Jangan kayak sebelumnya, berhenti di tengah jalan, tidak ada perkembangan. Harus tuntas diselesaikan,” ucap Amin.
Fajar harus menjadi korban pertama dan terakhir dari bentrok antarsuporter sepakbola.
Tidak ada olahraga yang sangat bernilai hingga menghilangkan nyawa penggemar setianya.
Hingga saat ini kasus masih ditangani oleh pihak kepolisian untuk mencari titik terang.
PSS Sleman Berduka
Kabar berpulangnya Tri Fajar Firmansyah juga disampaikan oleh akun resmi PSS Sleman.
"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
Keluarga besar PSS Sleman mengucapkan turut berduka atas berpulangnya saudara kita, Tri Fajar Firmansyah.
Semoga almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis PSS Sleman, Selasa, (2/8/2022).
Tersangka Penganiaya Fajar
Polisi memastikan, telah menahan dan menetapkan dua orang sebagai tersangka.
"Kasus penganiayaan tukang parkir, penyidik telah menetapkan dan menahan dua orang tersangka," kata Kabidhumas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto, dihubungi, Selasa (2/8/2022) malam.
Hingga kini, belum disebutkan inisial maupun peran dari masing-masing tersangka.
Terpisah, Kapolres Sleman AKBP Achmad Imam Rifa'i saat dikonfirmasi juga mengungkapkan, bahwa para tersangka dalam kasus ini sudah ditahan.
"Sudah. Sekarang ditahan di Mapolres Sleman," kata Imam.
Sejauh ini, Ia juga belum bisa memberikan keterangan banyak. Termasuk sangkaan pasal terhadap tersangka, apakah berubah atau tidak.
Sebelumnya, polisi menyiapkan pasal 170 KUHP tentang kekerasan dimuka umum untuk menjerat para tersangka dalam peristiwa ini.
Respon BCS
Salah satu wakil dari wadah suporter PSS, Brigata Curva Sud (BCS), Vikar turut menyampaikan belasungkawa terhadap almarhum.
"Kami keluarga besar BCS juga mengucapkan bela sungkawa yang sebesar-besarnya. Semoga almarhum husnul khatimah dan keluarga diberikan kekuatan," kata Vikar kepada Tribun Jogja, Selasa (2/8/2022).
Diketahui, jika korban adalah salah satu anggota dari komunitas yang bernaung di bawah BCS, yakni BTCY.
Selain itu Vikar mewakili BCS berharap agar pelaku yang menyebabkan rekannya kehilangan nyawa dapat diproses segera hukum yang ada.
"Semoga pelaku segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku, soalnya bukti jelas," tegasnya.
Dengan meninggalnya satu suporter PSS Sleman ini, menambah catatan panjang suporter sepakbola Tanah Air yang meninggal.
(*)