TRIBUNJATENG.COM - Kasus meninggalnya pelajar SMPN 2 Grabag Magelang Wahid SH (13) menjadi sorotan masyarakat.
Tak heran karena pelaku yang menganiaya korban hingga tewas juga masih remaja yakni teman di sekolahnya.
Kasus ini juga masih menyisakan sejumlah misteri yang tengah didalami polisi.
Termasuk apakah terduga pelaku melakukan aksinya sendirian atau berkelompok?
Baca juga: Kejamnya Gangster Semarang Saat Patroli Cari Musuh, Tak Puas Kalau Hanya Sekali Bacok
Baca juga: Bharada E Jadi Tersangka Penembakan Brigadir J, Teman Masa Kecilnya Kaget, Ungkap Watak Eliezar
Polisi Magelang melalui Kapolres Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun sementara menyebut baru mengamankan satu terduga pelaku namun masih dikembangkan untuk kemungkinan yang lain.
Pejelasan sementara polisi itu sekaligus meredam berkembangnya rumor korban meninggal karena dikeroyok sebelum akhirnya ditemukan di perkebunan yang berada di Dusun Kupen, Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kamis (04/08/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
Pertanyaan kedua yang jadi bahasan warga adalah pangkal masalah penganiayaan yaitu hilangnya HP di sekolah.
Berdasarkan informasi yang diterima dari sumber Tribunjogja.com, kasus hilangnya HP korban di sekolah itu terjadi pada Senin (1/8/2022).
Kala itu Wahid bersama teman satu kelas mengikuti pelajaran di luar kelas.
Singkat cerita, setelah kegiatan belajar itu, korban yang merasa kehilangan HP melapor ke guru.
Kemudian dilakukan pencarian oleh sejumlah guru di sekolah tersebut.
Setelah guru mengali informasi dengan beberapa cara akhirnya ada petunjuk yang mengarah ke terduga pelaku.
Kasus hilang HP itu sebenarnya sudah selesai pada Senin (1/8/2022) itu, terduga pelaku mengakui perbuatan namun menyisakan sakit hati.
Sehari berselang atau Rabu (03/08/2022), korban dilaporkan hilang oleh keluarganya setelah dijemput rekannya.
Kemudian korban ditemukan pada Kamis (04/08/2022) siang namun dalam kondisi tak bernyawa.