TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG -- Suasana haru upacara bendera HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 yang diikuti tiga eks napi terorisme (napiter) bersama warga di lapangan Sumur Adem RT 4 RW 11 Kelurahan Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk Semarang, Rabu (17/8/2022).
Upacara bendera berlangsung secara sederhana dan khidmad. Masyarakat perkampungan terlihat antusias dan merangkul tiga mantan napiter untuk mengikuti upacara bendera.
Selaku Inspektur upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 yakni mantan napiter, Sri Pujimulyo Siswanto.
Puji merupakan warga di pemukiman itu. Sebelumnya pernah dua kali terjerat kasus terorisme di tahun 2005 dan 2010. Kasus pertama menyembunyikan Nurdin M Top dan Dr Azahari.
Kasus kedua menyembunyikan Abu Tholut. Selama menjalani pidana ditahan di Nusakambangan, Mako Brimob, dan Lapas Kedungpane.
Mantan Napiter lainnya ikut kegiatan upacara yakni Agung Bumyarto, dan Nur Afifudin.
Agung Bumyarto merupakan warga di perkampungan itu dan memiliki kasus sama dengan Puji. Sementara Nur Afifudin terjerat kasus di Poso.
Kedua mantan napiter tersebut juga diberi kesempatan dan peran pada pelaksanaan upacara.
Pada upacara itu, Agung dilibatkan untuk membaca Pancasila dan Nur mempunyai peran membaca UUD 1945. Setelah upacara ketiga mantan napiter juga diminta warga untuk memotong tumpeng.
Puji mengaku terharu ketika dilibatkan warga untuk mengikuti upacara bendera.
Dia ingin kepada masyarakat khususnya di Kota Semarang melihat apa yang dilakukannya bersama dua mantan napiter mengikuti upacara bendera menunjukkan telah kembali ke pangkuan ibu pertiwi, NKRI, Pancasila, dan ikut menangkal paham radikalisme
"Saya ikut upacara ini sangat terharu sekali dan tidak bisa saya sebutkan," kata dia.
Menurutnya, warga melibatkannya mengikuti upacara bendera merupakan bentuk dukungan dan telah menerima dengan baik untuk ikut berpartisipasi di wilayahnya.
"Ini sangat penting buat kami. Karena buat kami dan kawan-kawan agar bisa kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Selain itu setelah bebas, masyarakat bisa merangkul dan menggandeng kami merupakan hal yang luar biasa," ujarnya.
Ia menuturkan, upacara bendera menggandeng eks napiter baru pertama kali dilaksanakan di kampungnya. Hal ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa mantan napiter hadir di masyarakat dengan sepenuh hati.