Ngesti berharap, jumlah sampah yang masuk ke TPA Blondo hanya 20 persen saja dan sisanya telah tersaring di TPS 3R.
Ia menargetkan di setiap kecamatan minimal terdapat dua TPS 3R.
"Program ini sudah jalan, harapannya bisa dilakukan di 19 kecamatan yang ada," imbuhnya.
Upaya yang lain untuk mengurangi sampah di TPA Blondo, lanjut Ngesti, saat ini sudah mulai dilakukan uji coba budidaya maggot atau larva lalat lantaran sampah organik di kawasan tersebut cukup banyak.
“Sehingga bisa dimanfaatkan untuk sarana budidaya larva lalat tersebut bagi kebutuhan pakan unggas dan ikan di Kabupaten Semarang. Maggot itu yang akan dimanfaatkan sebagai bahan pakan tersebut.
Kebutuhan pakan ayam, bebek dan ikan di Kabupaten Semarang cukup tinggi," katanya.
Ngesti mengimbau masyarakat untuk bisa mengelola sampah dengan baik, terutama sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga.
"Mari bersama-sama memilah sampah dari rumah," jelas dia.
"Jangan dibuang ke sungai dan selokan. Masukkan ke TPS 3R, sisanya baru didistribusikan ke TPA Blondo," pungkasnya. (*)