TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kota Semarang jadi pilot project pencegahan penyebaran DBD melalui metode bakteri wolbachia.
Metode pencegahan penyebaran DBD tersebut dijalankan dengan menanam bakteri wolbachia ke telur nyamuk.
Telur nyamuk tersebut akan dipelihara hingga menetas dan melepaskan nyamuk dewasa.
Metode dari Australia itu juga dinilai efektif menekan angka DBD lantaran bakteri wolbachia akan melemahkan virus DBD.
Nyamuk yang sudah terkandung bakteri wolbachia itu nantinya akan berkembangbiak dengan nyamuk Aedes aegypti.
Alhasil keturunan nyamuk Aedes aegypti tidak akan menularkan virus DBD saat menggigit manusia.
Metode itu juga diterangkan dalam rakoor pencegahan penyebaran DBD di Sitroom Balai Kota Semarang, Jumat (30/9/2022).
Namun bagiamana penerapan pengembangbiakan bakteri wolbachia pada nyamuk di tengah masyarakat masih jadi pertanyaan.
Untuk itu, Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Prof. dr. Adi Utarini, menyampaikan detail dari program yang akan dijalankan di Kota Semarang November mendatang itu.
"Nantinya masyarakat akan diberikan telur nyamuk yang sudah ditanamkan bakteri wolbachia, telur tersebut ditaruh di dalam ember," ucapnya.
Namun tidak semua rumah akan dititipkan ember berisi telur nyamuk tersebut.
"Ember berisi telur nyamuk dititipkan ke masyarakat dengan jarak 75 meter persegi. Jadi tidak semua rumah mendapatkan ember berisi telur nyamuk," katanya.
Ia berujar, ember-ember tersebut juga dilengkapi pakan untuk jentik nyamuk hingga serangga dewasa.
"Setelah dewasa, nyamuk itu akan pergi karena ember sudah diberi lubang khusus," paparnya.
Prof. dr. Adi mengatakan, nyamuk tersebut akan berkembang biak dengan nyamuk lainnya.