Berita Semarang

Husaini Berhenti dari Karyawan untuk Jadi Pemilik Toko Jahit di Tanah Rantau

Penulis: Agus Salim Irsyadullah
Editor: sujarwo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Husaini tengah mengerjakan pesanan permak baju dari pelanggan di toko miliknya di Komplek PKL A-6, JL Panembahan Senopati, Ngaliyan, Kota Semarang. Kamis (3/11/2022).

"Awalnya dulu jadi karyawan selama 10 tahun. Namun, saya punya cita-cita untuk mendirikan usaha sendiri. Dan alhamdulillah ada yang nawarin kontrakan, terus saya nekat usaha sendiri,” tuturnya.

Dari toko miliknya, ia mampu mempekerjakan 15 karyawan untuk membantu mengembangkan usaha miliknya. 

Usahanya pun disambut hangat oleh warga Ngaliyan. Pakaian dari pelanggan yang dijahitnya pun berbagai macam. Mulai dari seragam sekolah, baju batik, kemeja, celana jeans, dan lain-lain.

Bahkan Husaini mengaku bisa membuat kain mentah menjadi pakaian batik jadi.

“Paling banyak pesanan permak. Tentunya menyesuaikan ukuran pakaian dengan menambah atau menguranginya sesuai ukuran badan,” ungkapnya.

Sayang, tahun 2020 menjadi tahun apes baginya. Pandemi membuat Husaini harus merumahkan 15 karyawannya.

"Saat ini, saya sudah tidak punya karyawan," paparnya.

Di usia yang ke 57 tahun, kedua tangan dan kaki Husaini masih cekatan mengoperasikan mesin jahit. Matanya juga masih awas mengarahkan jarum dan benang dalam setiap pakaian yang dijahitnya.

Untuk menghadapi ketimpangan ekonomi akibat pandemi, kini di toko jahitnya juga membuka pesanan jasa menjahit lewat online, baik melalui Facebook dan WhatsApp.

“Memang harus mengikuti teknologi, minimal punya Android untuk mengembangkan usaha, sekarang lewatnya medsos, eranya digital,” ucapnya.

Setiap harinya, Husaini melayani jasa penjahitan baju mulai pukul 08:00 WIB hingga 20:00 WIB. (*)

Berita Terkini