TRIBUNJATENG.COM, PATI - Ratusan rumah di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, rusak diterjang banjir bandang, Rabu (30/11/2022) malam.
Banjir ini merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir.
Ketinggian air mencapai atap rumah warga.
Bahkan, dua orang perempuan lanjut usia tewas dalam bencana ini.
Baca juga: Ibu di Pekalongan yang Bayinya Ditemukan Gemetaran Disemutin Ditangkap Polisi, Ini Alasan Buang Bayi
Baca juga: Tak Sengaja Didengar Bharada E, Ini Obrolan Ferdy Sambo dan Istri Soal Rencana Penembakan Brigadir J
Camat Tambakromo Mirza Nur Hidayat mengatakan, terdapat 632 rumah yang terkena banjir tadi malam.
Tiga di antaranya ambruk, rata dengan ranah. Kemudian 212 rumah rusak sedang dengan kerusakan di tembok.
"Lalu 417 rumah rusak ringan. Bangunannya masih utuh tetapi di dalam kocar-kacir,” ujar Mirza saat diwawancarai TribunMuria.com, Kamis (1/12/2022) siang.
Adapun korban meninggal dunia ialah Suwami dan Sumirah. Keduanya merupakan perempuan lanjut usia berusia 60 tahun. Suwami meninggal di rumah sakit, sementara Sumirah meninggal di lokasi banjir.
Sumirah yang dalam kondisi tengah sakit terjebak di dalam rumah ketika air bah menerjang.
Masjid Jami' Miftahul Huda Dukuh Krajan dan Masjid Dukuh Cengklik dijadikan posko pengungsian.
Semalam sekira 200-an keluarga mengungsi ke dua masjid tersebut. Adapun saat ini tinggal tersisa sekira 50 warga. Selebihnya kembali ke rumah untuk membersihkan rumah dari endapan lumpur sisa banjir.
”Ada 200 KK yang mengungsi. Namun pagi ini bapak-bapak meninggalkan tempat pengungsian di Masjid Krajan sama Masjid Cengklek. Yang masih mengungsi ibu-ibu dan anak-anak yang rumahnya rusak lumayan parah,” jelas dia.
Mirza mengungkapkan, banjir yang menerjang Desa Sinomwidodo tadi malam merupakan yang terparah selama ini. Desa ini memang kerap dilanda banjir, tapi belum pernah separah ini.
Biasanya ketinggian air hanya sekira 50 cm hingga 1 meter-an.
Kali ini air mencapai 2 meter hingga 2,5 meter.
Bahkan beberapa warga terpaksa memanjat naik ke genting rumah untuk menyelamatkan diri saat banjir bandang terjadi.
”Banjir bandang tadi malam itu cukup berbeda dibandingkan sebelumnya. Perlu diketahui mulai 15 Oktober kemarin, di sini sudah ada banjir bandang, kedalamnya satu meter lebih. Kejadian banjir tahun ini sudah keempat kalinya, namun yang paling parah kejadian tadi malam itu dengan ketinggian air 2 hingga 2,5 meter,” jelas Mirza.
Menurut dia, banjir bandang ini dipicu hujan lebat yang terjadi di Pegunungan Kendeng.
Hutan di Pegunungan Kendeng yang mulai gundul membuat area serapan air di sana tidak lagi memadai.
”Kalau di atas hujan deras bisa dipastikan banjir. Yang terdampak Kecamatan Winong dan Kecamatan Tambakromo,” pungkas dia.
Saat ini, relawan BPBD, Damkar, Satpol PP Pati, dan Pramuka Peduli telah mendirikan dapur umum di Masjid Jami' Miftahul Huda Dukuh Krajan.
Tiga unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk membantu warga membersihkan endapan lumpur sisa banjir.
Personel TNI-POLRI juga turut membantu warga membersihkan jalanan dan fasilitas umum yang terendam banjir. (mzk)