Libur Nataru di Jateng

Peak Season Penginapan Saat Libur Nataru di Jateng, PHRI: Di Jateng Harganya Tidak Terlalu Ngepruk

Penulis: Idayatul Rohmah
Editor: deni setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Benk Mintosih.

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pelaku industri pariwisata di Jawa Tengah bersiap menyambut peak season pada akhir tahun ini.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah optimistis okupansi hotel di musim puncak ini bakal mencapai 90 persen.

Wakil Ketua PHRI Jateng, Benk Mintosih menyebutkan, saat ini reservasi hotel untuk jadwal inap di momen tersebut telah mencapai sekira 30 persen.

Baca juga: Jokowi Peringati Hari Guru di Jateng, Ganjar: Saya Yakin Target Pengangkatan Sejuta Guru Tercapai

"Reservasi ini sudah mulai dan terus berjalan."

"Terutama yang tempatnya strategis dan di resort-resort, sudah (dipesan) dari jauh hari."

"PHRI (Jateng) optimistis akhir tahun ini bisa mencapai target okupansi 90 persen."

"Karena tahun lalu juga sudah bisa sekira 90 persen," kata Benk kepada Tribunjateng.com, Minggu (4/12/2022).

Benk lebih lanjut mengatakan, menyambut musim liburan akhir tahun ini, perhotelan kini sedang melakukan berbagai persiapan menyambut lonjakan okupansi tersebut.

Seperti dekorasi-dekorasi untuk menyambut tamu dengan konsep-konsep Natal ataupun tahun baru hingga menawarkan paket-paket khusus.

Baca juga: Daftar Upah Minimum 2023 di Indonesia, UMP Jateng Naik 8,01 Persen, UMK Solo Naik 6,8 persen

Menurut Benk, di tengah tren kenaikan harga di musim peak season ini, pihaknya tak akan menaikkan harga tinggi.

Disebutkan, adapun harga dinaikkan yakni sekira 20 persen.

"Kenaikan harga rata-rata segitu (20 persen), tidak terlalu ngepruk 'memukul', tidak terlalu aji mumpung."

"Kecuali nanti kalau hari H misal tinggal 10 kamar, biasanya dinaikkan 30-40 persen."

"Harga tiket-tiket juga biasanya mereka sudah paket."

"Misal hotel dipaketkan dengan acaranya."

"Acaranya biasanya gala dinner, begitu," sebutnya.

Benk menyatakan, melihat tren tingkat okupansi hotel akhir tahun, biasanya, bakal membeludak pada 23-27 Desember 2022 di momentum Hari Raya Natal.

Adapun setelah itu akan kembali normal dan kembali membeludak pada awal tahun berikutnya.

Baca juga: Respon Ketum PAN Zulkifli Hasan saat Kadernya di Jateng Dukung Ganjar Sebagai Calon Presiden

"(Tingginya okupansi) tahun baru tidak begitu lama, berbeda dengan Lebaran."

"Biasanya, hanya pada 2-3 (Januari), sedangkan pada 4 Januari 2023 sudah normal lagi," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata (Gipi) Jateng ini juga mengatakan, tren destinasi wisata pilihan pengunjung akhir tahun ini masih destinasi berkonsep outdoor.

"Arahnya lebih ke outdoor yang ramai, pasti penuh seperti di Tawangmangu, Bandungan, itu full," kiranya.

Sementara itu, dia mengatakan, pelaku industri pariwisata kini tengah berbenah untuk menyambut musim libur ini.

"Tempat-tempat wisata juga secara umum mempersiapkan alat-alatnya, wahananya, servisnya juga," kata Benk. (*)

Baca juga: Abdullah Aminudin Anggota DPRD Blora Jadi Tersangka Kasus Penyerobotan Tanah

Baca juga: Ucap Syukur RSUD Kajen, Tahun Ini Bisa Kembali Meraih Predikat Paripurna Bintang Lima

Baca juga: Begini Cara BPJS Kesehatan Bantu Turunkan Angka Stunting di Kudus, Seperti di Kecamatan Dawe Ini

Baca juga: Hasil Rapat Dewan Pengupahan Kota Semarang, UMK 2023 Diusulkan Rp Rp 3.060.000, Naik 7,3 Persen

Berita Terkini