"Karena sakit hati yang terpendam lama, itu (dirasakan) sekitar dari awal masuk sekolah menengah atas (SMA).
Saya seperti dianaktirikan dalam keluarga. Sudah beberapa kali coba membicarakan kepada orangtua, tetapi responnya kakak itu anak cewek jadi lebih diperhatikan,"ungkapnya.
Pernyataan tersangka DDS yang merasa dianaktirikan inipun sungguh berseberangan bila dilihat dari perlakukan orangtuanya yang memberikannya modal investasi senilai Rp 400 juta.
Hal ini terungkap setelah tersangka DDS ditanya selama ini mendapatkan uang dari mana. Padahal, dirinya sama sekali tidak bekerja.
"Selama ini minta uang ke orangtua, kalau dijatah perbulan tidak ada, cuma mintanya itu alasannya mengajak untuk investasi, sekitar Rp 400 juta,"ungkapnya.
Ia menambahkan, uang Rp 400 juta diberikan oleh orangtuanya secara bertahap, yakni mulai dari tahun 2021.
Namun, dari pengakuan tersangka, uang tersebut tidak seluruhnya dibuat untuk investasi.
"Hanya sebagian kecil saja untuk investasi, sebagian lagi saya gunakan sendiri,"ungkapnya.
Kemudian, akhir-akhir ini kedua orangtuanya sering menanyakan hasil investasi tersebut kepada tersangka.
Namun, tersangka tidak bisa menunjukkan hasilnya.
Inilah yang menjadi puncak hingga DDS gelap mata dan nekat menghabisi nyawa keluarga terdekatnya.
"Ditagih daripada hasil investasi yang sudah diberikan,"urainya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pengakuan Tersangka Pembunuh 3 Anggota Keluarga di Magelang, Ternyata Sudah Punya Niat Sejak Lama