TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Gedung baru instalasi bedah sentral (IBS) RSUD dr Loekmono Hadi Kudus rencana akan mulai beroperasi pada awal Februari 2023.
Sementara rencana penyerahan Gedung IBS dari penyedia jasa kepada pihak rumah sakit akan berlangsung pada 27 Desember 2022.
Plt Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Hakam mengatakan, saat ini merupakan pengecekan terakhir sebelum diserahterimakan kepada pihak rumah sakit.
Baca juga: 700 Atlet Ikuti Kejuaraan Pencak Silat Tingkat Provinsi di Kudus, Ajang Cetak Atlet Nasional
Setelah resmi Gedung IBS RSUD dr Loekmono Hadi Kudus diserahkan, baru pihaknya akan melakukan penataan pada gedung yang pembangunannya memakan anggaran sebesar Rp 56,6 miliar.
Gedung yang memiliki tiga lantai tersebut, rencananya pada lantai dasar akan digunakan untuk Central Sterile Supply Department (CSSD) atau instalasi yang bertugas mengurusi alat-alat steril.
Untuk lantai dua akan digunakan sebagai ruang operasi.
Rencana akan ada enam ruang operasi, ruang tunggu dokter dan perawat, serta ruang pemulihan.
“Jadi lantai dua siap untuk tindakan operasi."
"Pengisian peralatan di lantai dua sudah semua."
"Tersedia semua dan di CSSD sudah siap untuk ditempati,” ujar dr Hakam kepada Tribunjateng.com, Senin (26/12/2022).
Baca juga: Peserta JKN-KIS di Kudus Tetap Bisa Akses Layanan Selama Libur Nataru
Kemudian untuk lantai tiga akan digunakan untuk ruang Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU).
Untuk lantai tiga ini baru akan diprogramkan rencana penyelesaian penataannya pada awal 2023.
Kemudian untuk lantai satu juga masih ada yang harus diselesaikan.
Selain sebagai ruang CSSD, lantai satu digunakan untuk ruang infeksius dan radiasi.
Penyelesaian di lantai dasar dan lantai tiga itu akan dilakukan pada 2023 menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT).
Alokasi anggarannya mencapai Rp 22 miliar sudah termasuk manajemen konstruksi.
Baca juga: Longsor Tebing Tutup Akses Jalan Rahtawu Kudus, Akses Lalu Lintas Sempat Terputus
Hakam melanjutkan, saat ini pihaknya masih persiapan menghadapi akreditasi rumah sakit.
Pasalnya, akreditasi menjadi semacam ruh untuk rumah sakit dalam menjalankan operasionalnya.
Baru setelah itu pihaknya akan fokus dalam tata kelola gedung IBS yang baru.
Dengan adanya gedung baru, praktis akan menambah SDM.
Meski demikian, kata Hakam, SDM yang ada saat ini sudah mencukupi.
Total dokter di rumah sakit tersebut ada 80 orang.
Baca juga: UPDATE, Polisi Temukan Kejanggalan Pada Mayat Janda di Kudus, Benjolan di Kepala Jadi Indikasi
Namun masih butuh tambahan 10 sampai 15 persen.
Utamanya penambahan dokter spesialis.
Misalnya penambahan dokter bedah syaraf yang saat ini masih belum dimiliki RSUD dr Loekmono Hadi Kudus.
Kemudian penambahan dokter jantung lantaran rumah sakit tersebut memiliki layanan jantung representatif di eks Karesidenan Pati.
“Penambahan dokter rehabilitasi medis."
"Kemudian dokter penyakit dalam, dan dokter paru-paru,” kata Hakam. (*)
Baca juga: Pegawai Geger, Seekor Ular Sanca Sepanjang 1,5 Meter Masuk ke Dalam Peti Kemas Perusahaan
Baca juga: Fokus: Oudstad, 300 Tahun Kemudian
Baca juga: BNI Terus Berinovasi Hadirkan ATM Drive and Ride Thru di Semarang
Baca juga: Calon Suami Depresi H-2 Pernikahan, Sosok Pria Asal Boyolali Ini Rela Gantikan