Berita Tegal

Mengintip Kisah Produsen Kue Keranjang di Tegal, Mindayani Merintis Bersama ART Tetangga

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mindayani Wirjono (82), produsen kue keranjang Sido Makmur asal Kota Tegal.

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Mindayani Wirjono menjadi produsen kue keranjang atau dodol China di Kota Tegal yang selalu kebanjiran pesanan jelang Tahun Baru Imlek. 

Wanita berusia 82 tahun itu memiliki kue keranjang bermerek Sido Makmur.

Tiap hari, tempat produksinya di Jalan Belimbing, Kecamatan Tegal Barat, memproduksi kue keranjang sebanyak 3,5 hingga 4 kuintal. 

Pesanannya pun laris manis sampai ke kota-kota besar, seperti Semarang, Bandung, Surakarta, Pekalongan, Yogyakarta, dan Cirebon.

Baca juga: Aliansi Pemuda NU Geruduk KPU Kabupaten Tegal Gugat Hasil Seleksi PPK

Rupanya, Mindayani menggeluti usaha kue keranjangnya dari nol hingga sukses seperti saat ini.

Dia merintis usaha bersama pembantu tetangganya. 

Mindayani bercerita, dia memulai usaha kue keranjangnya saat berusia 40 tahun, pada era 1980 -an. 

Saat itu, dia adalah ibu delapan anak dan pemilik toko bernama Sido Makmur.

Ide awal usaha kue keranjangnya justru datang dari pembantu tetangganya bernama Wa Nyamin (almarhum).

"Saya dahulu merintis bersama pembantunya tetangga."

"Katanya dia kasihan karena saya hidupnya susah dan anaknya banyak." 

"Dia usul buat kue keranjang," kata Mindayani kepada Tribunjateng.com, Selasa (3/1/2023).

Mindayani mengatakan, dia awalnya sempat ragu karena tidak punya modal dan tidak punya keahlian untuk membuat kue keranjang. 

Tapi pembantu tetangganya itu meyakinkan dan siap membantu. 

Baca juga: Cerita Nisa, Perempuan Cantik Asal Tegal Kembangkan Usaha Catering Milik Orangtua

Selain itu, Wa Nyamin juga sempat kerja di produsen kue keranjang, tetapi bosnya bangkrut. 

Dia lalu merintis usahanya bersama Wa Nyamin dan anaknya yang bernama Pak Waja' (almarhum).

"Itu tahun 80-an."

"Dia seperti malaikat, orang asli Tegal dari Sidakton."

"Waktu itu umurnya sudah 60 tahun," ujarnya. 

Hanya 20 Kilogram per Hari

Mindayani mengatakan, produksi kue keranjangnya awalnya hanya 20 kilogram per hari.

Dia membuat semuanya secara manual, pengolahannya memakai tangan. 

Dia sangat bersyukur, saat ini usahanya bisa berkembang besar dengan produksi harian mencapai 4 kuintal. 

Dia pun memiliki 20 karyawan. 

Baca juga: Upacara Kenaikan Pangkat Anggota Polres Tegal Diiringi Tradisi Penyiraman Oleh Kapolres

"Sekarang sudah sukses."

"Ini juga berkat Wa Nyamin dan anaknya Pak Waja', mereka sangat berjasa," katanya. 

Dia juga sangat mengingat betul, awal merintis belum memiliki dapur. 

Tempat membuat kue keranjangnya hanya memakai gedebok.

Dia bahkan pernah kerobohan gedebok akibat hujan.

"Dulu saja tidak punya dapur, pakainya gedebok."

"Sudah seperti itu terus kehujanan ambruk, saya sampai nangis," ungkapnya. (*)

Baca juga: Inilah Kuliner Legendaris di Kabupaten Semarang, Bakso Balungan Bu Satiyo Jadi Primadona Sejak 1987

Baca juga: Daftar Motor Sport Irit BBM Tahun 2023, Satu Liter Tembus 49 KM

Baca juga: Harga Pertamax di Jatim Lebih Murah, Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru se-Indonesia Hari Ini

Baca juga: Kecelakaan Maut di Jalan Raya Pati-Gembong, Dua Orang Tewas di Tempat Kejadian

Berita Terkini