TRIBUNMURIA.COM, KUDUS - Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Tanjungkarang, menampung 136 orang pengungsi yang merupakan warga Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kudus lantaran dampak dari banjir yang terjadi.
Hingga saat ini, (9/1/2023) para pengungsi masih bertahan di GKMI Tanjung Karang lantaran genangan air tidak terlihat ada penurunan.
Gereja tersebut sudah menjadi posko pengungsian selama sepekan lebih.
Baca juga: Pasca Banjir di Meteseh dan Rowosari, Warga Keluhkan Gatal - Gatal Hingga Penurunan Kesehatan
Ada pemandangan yang menyejukkan ketika melihat warga korban banjir melaksanakan ibadah salat di dalam bangunan gereja.
"Fasilitas disini bagus, tempat juga bersih. Kalau mau ibadah juga bebas dipersilahkan," ucap Mariyana, warga pengungsi.
Sebelumnya saat rumahnya banjir dirinya juga sering mengungsi di GKMI Tanjung Karang tersebut.
"Selama masih bisa beribadah tidak apa-apa tempatnya di sini. Tidak masalah, mau dimana lagi, rumahnya banjir," urainya.
Baca juga: Kisah Unik Banjir Kudus : Suami Istri Arungi Genangan Banjir 1KM Setiap Pagi Selama Sepekan
Sementara itu, Budi Pujiono, pengurus GKMI Tanjung Karang Kudus, mempersilahkan para pengungsi untuk beribadah.
Tempat yang digunakan pengungsian tersebut, adalah aula yang biasa digunakan oleh jemaat gereja untuk beraktivitas selain kegiatan ibadah.
"Kami menyediakan tempat bagi mereka, silakan mau ibadah salat, yang penting kemanusiaan dan ini jauh dari kata sara," urainya.
Selain ruangan aula, juga ada beberapa kelas yang dialih fungsikan untuk pengungsian.
Baca juga: Banjir Semarang Surut, Pengungsi Kembali ke Rumah
"Untuk kegiatan kerajaan masih terus berjalan," tuturnya.
Terkait persediaan logistik, di posko pengungsian GKMI terbilang aman.
"Awalnya kami lakukan secara swadaya, namun sekarang sudah mulai banyak pihak yang membantu," ucapnya. (Rad)