TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Suasana Imlek yang begitu kental di Kota Solo tidak terlepas dari keberadaan rumah ibadah umat Khonghucu yang berada di Jalan Drs Yap Tjwan Bing Nomor 15 Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Solo.
Pada usai yang lebih dari satu abad ini, bangunan rumah ibadah yang dikenal dengan sebutan Lithang Gerbang Kebajikan itu masih berdiri kokoh.
Namun, bangunan yang telah berumur panjang itu belum dicanangkan sebagai Bangunan Cagar Budaya.
Pada Kamis (12/1/2022) suara lantang belasan siswa SD Tripusaka asyik menyanyikan lagu keagamaan Khonghucu memenuhi ruangan utama Litang Gerbang Kebajikan.
Para siswa menyimak penjelasan sang guru agama sembari meneladani ajaran-ajaran dari Nabi Kong Zi.
Rohaniawan Agama Khinghucu, WS Adjie Chandra menangkan aula utama yang difungsikan sebagai ruang peribadatan itu juga berfungsi untuk pembelajaran.
Menurutnya, hal itu sesuai dengan makna kata Li yang artinya pelajaran dan Thang yang bisa diartikan dengan aula.
"Lithang ini jadi tempat untuk belajar dan bisa juga untuk kebaktian (melakukan kegiatan keagamaan). Jadi beda dengan Klenteng, kalau klenteng kan hanya untuk sembahyang saja. Kalau Lithang bisa untuk belajar dan melakukan persembahyangan," ucapnya.
Pimpinan Lithang Gerbang Kebajikan ini pun mengenalkan rumah ibadah seluas 400 meter persegi itu.
Sejatinya, lanjut dia, Lithang merupakan satu-kesatuan dengan bangunan yang ada di klenteng (rumah ibadah tiga agama seperti Budha, Tao, dan Konghucu).
Begitu pula dengan Lithang Gerbang Kebajikan yang awalnya merupakan bagian dari Klenteng Tien Kok Sie yang ada di Selatan Pasar Gede.
Konon, pendiri Klenteng Tien Kok Sie terkendala area yang sempit hingga akhirnya lithang itu harus dibangun di lokasi terpisah.
Keterkaitan antara Lithang Gerbang Kebajikan dengan Klenteng Pasar Gede bisa dibuktikan dari pengurus yang bergantian atau juga merangkap dalam pengelolaan klenteng dan lithang yang jaraknya tidak sampai lima kilometer itu.
"Lithang ini harusnya lokasinya jadi satu dengan klenteng. Namun karena klenteng Pasar Gede terbatas, leluhur klenteng membuat lithang di lokasi ini. Kalau dihitung usianya saat ini sekitar 105 tahun karena lithang mulai digunakan untuk peribadatan sejak 1918 silam," ungkapnya.
Meski berusia lebih dari satu abad, bangunan Lithang Gerbang Kebajikan masih berdiri kokoh hingga saat ini.