Berita Solo

Mengenal Lithang Gerbang Kebajikan sebagai Rumah Ibadah Khonghucu di Solo, Berdiri Sejak 1918

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana tempat ibadah Khonghucu Lithang Gerbang Kebajikan yang berada di Jalan Drs. Yap Tjwan Bing Nomor 15 Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Kamis (12/1/2023).

Sejauh mata memandang perawatan satu-satunya rumah ibadah khusus agama Khonghucu di Solo Raya ini terbilang baik. 

Dari depan, gerbang utama yang tingginya lebih dari enam meter itu masih berdiri tegak sebagai pintu masuk utama umat yang hendak melakukan peribadatan di dalamnya.

Setelah masuk pintu gerbang, kita akan disuguhkan dengan bangunan utama lithang yang bentuknya mirip joglo namun dengan dinding-dinding yang tertutup. 

Konon ornamen dan bangunan ini masih asli sejak didirikan 1918 silam. 

"Kusen, kayu pintu dan jendela ini masih asli, begitu juga kursi-kursi untuk jemaat. Perbaikannya paling dicat ulang saja. Perabotan lainnya juga masih asli seperti arsa suci dan lainnya. Kalau perbaiman besar baru sekali dilakukan di 2019 lalu untuk penggantian atap dan tiang penyangga. Selain itu masih asli semua," jelasnya.

Adjie menuturkan, keaslian bangunan lithang bukan hanya dari segi bangunan rumah ibadahnya saja. Ornamen-ornamen berupa huruf mandarin dan relief Qilin (makhluk suci tubuh kuda dengan kulit bersisik serta kepala dan ekor berbentuk seperti naga) juga masih dijaga keasliannya.

Keaslian aksara mandarin dan relik itu melengkapi keindahan sang arca suci dengan sosok Nabi Khonghucu tersebut. 

"Di sisi kiri Arca Suci ada tulisan mandarin. Pada bagian atas merupakan gelar Nabi Khonghucu. Di kiri nabi ada tulisan yang artinya rembuldan matahari itu diibaratkan sebagai mata langit dan bumi.

Kalau di bagian kiri arca suci ada kumpulan sabda dari masing-masing orang suci. Di depan arca sici ada tirai kain yang juga dilenglapi dengan berbagai ajaran-ajaran kebaikan lainnya. Misalnya seperti selalu menjalankan firman tuhan, salam kebajikan dan mari kita lakukan. Semuanya ini masih asli sejak orang tua-orang tua kami dulu," tuturnya.

Dengan penjelasan itu, tidak aneh bila rumah ibadah yang satu ini mestinya sudah berstatus cagar budaya. Dengan status itu, perawatan lithang bisa lebih termonitor dan terpelihara dengan lebih baik untuk kedepannya.

Selain itu bisa memastikan warisan sejarah dari nenek moyang itu tetap eksis hingga ratusan tahun kedepan. Oleh sebab itu perlu upaya dan campur tangan pemerintah agar Lithang Gerbang Kebajikan bisa berstatus Bangunan Cagar Budaya.

"Status tanah di sini (sekolah SD Tripusaka dan Lithang) masih HGB (Hak Guna Bangunan), kami sedang upayakan agar bisa jadi Hak Milik. Kalau soal perhatian pemerintah sejak Pak Jokowi memang ada bantuan perawatan yang cukup membantu kami.

Tapi harapan kami kedepan juga bisa jadi BCB, karena sekolahnya sudah di-BCB-kan. Harusnya yang BCB itu Lithangnya karena bangunannya masih banyak yanh asli. Kami harap kedepan keinginan ini bisa terealisadi karena Lithang ini satu-satunya di Solo sekitarnya, yang paling dekat dari Solo ada di Kutoarjo (Purworejo)," tandasnya. (*)

Baca juga: Disporapar Jateng tak Izinkan Arema FC Berhomebase di Stadion Jatidiri Semarang

Baca juga: Polisi Selidiki Situs Yandex, Menjadi Inspirasi Pembunuhan Bocah Untuk Dijual Organ Tubuhnya

Baca juga: Sumbangan Bulan Dana PMI Kabupaten Tegal Tahun 2022 Lampaui Target Capai Rp 2,2 Miliar 

Baca juga: Kronologi Pembantaian 1965-1966, Masuk Daftar 12 Peristiwa Pelanggaran HAM Berat di Indonesia

Berita Terkini