"Tapi saya membayar hasil penjualan koran Tribun Jateng pakai dana yang lain. Kalau yang koin saya simpan di ember itu," kata dia.
Dia pun memberitahukan ke istrinya agar uang receh yang disimpannya di dalam ember untuk mendaftar haji.
Namun dirinya tak kunjung mendapat panggilan ke tanah suci hingga akhirnya memutuskan untuk berangkat Umrah.
"Saya bilang istri memutuskan untuk memecah celengan untuk mendaftar Umrah," tuturnya.
Namun uang receh yang dikumpulkannya sejak pertama berjualan Koran Tribun Jateng belum cukup untuk membiayai ongkos perjalanan Umrah.
Uang receh yang dikumpulkannya baru Rp 16 juta.
"Setidaknya dapat separuhnya dulu untuk membayar Umrah. Nanti sisanya pakai dana yang lain. Saya berangkat Umrah sama istri. Kalau istri pakai tabungan dan asuransi pegawai negeri (Taspen)," tuturnya sembari tersenyum.
Ia mengajak para penjual koran eceran dapat meniru jejaknya agar bisa mengumpulkan uang receh untuk ditabung.
Setidaknya uang dikumpulkan itu bisa bermanfaat jika dibutuhkan dikemudian hari.
"Paling tidak kayak saya bisa mengumpulkan uang receh untuk berangkat Umrah," ujarnya. (rtp)