Berdasarkan data Bapanas per 27 Januari 2023, harga beras medium rata-rata nasional ialah Rp 11.622/kg. Harga itu masih di atas harga eceran tertinggi yakni Rp 9.450/kg.
Rachmi menyatakan, harga beras yang belum kembali ke HET lantaran belum masuknya musim panen. Hingga Februari pun, produksi dalam negeri diperkirakan masih di bawah kebutuhan rata-rata bulanan.
"Hal ini menyebabkan harga gabah tinggi, yang tentu saja berdampak pada harga beras di eceran," jelasnya.
Ia pun meminta Bulog untuk terus menyalurkan beras dari CBP melalui program SPHP. Hal itu untuk menjaga pasokan ke pasar terjaga, sehingga masyarakat dapat membeli beras yang berkualitas sesuai dengan HET medium.
Rachmi mengungkapkan, saat ini beras SPHP dengan ukuran kantong 5 kg sudah ada di pasar-pasar. Bahkan, beras tersebut juga dapat dibeli melalui marketplace.
Melalui program SPHP, pemerintah menjaga agar harga beras stabil, yakni dengan cara menyediakan di pasar retail beras medium dengan harga HET.
"Kalau ditanya kapan turun, secara rata-rata nanti saat panen raya pasti akan turun. Perlu juga kita pahami bahwa harga beras di pasar beragam sesuai dengan kualitas dan merek. Konsumen beras juga beragam. Yang penting adalah masyarakat umum dapat membeli beras dengan harga HET, dan beras tersebut tersedia di pasar-pasar yang mudah diakses," jelasnya.
Adapun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas Senin (30/1), meminta jajarannya mewaspadai adanya kenaikan harga barang dan jasa. Terutama yang berkaitan dengan minyak goreng hingga beras.
"Kenaikan harga-harga barang dan jasa saya liat betul-betul harus diwaspadai. Pertama urusan beras, kedua berkaitan dengan minyak, minyak goreng dilihat betul," kata Jokowi. (Kontan.co.id/Ratih Waseso)