Ia mengaku terkejut dengan kejadian tersebut lantaran, saat kejadian tengah beraktivitas di lokasi sekitar Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura. Terpisah, di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura yang dikabarkan juga mengalami kerusakan. Pasien yang sedang dirawat di RSUD Jayapura pun seketika dievakuasi ke halaman parkir.
Pasien tersebut dievakuasi demi menghindari hal-hal yang lebih parah akibat gempa bumi itu. "Ya ini pasien-pasien sekarang ada di parkiran karena di beberapa area gedung juga sudah ada yang rusak," kata Direktur RSUD Jayapura, Dokter Anton Mote.
Dokter Anton Mote mengatakan, nantinya akan dipasang tenda darurat dari Kementerian Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua. "Nanti kita pasang tenda buat pasien yang dievakuasi ini karena ini cuaca juga belakangan hujan terus," ujarnya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat Jayapura, Papua, tetap tenang setelah gempa magnitudo 5,4 mengguncang wilayah tersebut. Dwikorita meminta masyarakat tak mudah percaya dengan isu-isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenaranya.
"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Kepala BMKG Dwikorita.
Ia mengatakan gempa bumi itu dirasakan di daerah Kota Jayapura dengan skala intensitas 5 Modified Mercalli Intensity (MMI)."Artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk dan membangunkan orang yang tidur dan dampaknya dapat mengakibatkan retakan pada dinding," ujarnya.
Sementara di Kabupeten Jayapura, ia menuturkan terjadi gempa dengan skala intensitas 3 MMI. "Artinya getaran dirasakan nyata di dalam rumah terasa getaran seakan-akan truk berlalu," ungkapnya.
Dwikorita menyebut untuk Kabupaten Keerom tercatat guncangan dengan skala intensitas 3 hingga 4 skala MMI.
"Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan terus berlalu dan juga dengan intensitas 4 MMI itu kita bisa melihat lampu bergoyang, barang-barang bergantung bergoyang, dinding bergetar, pintu berderik," jelasnya.
Dwikorita menegaskan menjelaskan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. "Dari hasil pemodelan numeris gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Dwikorita.
Lebih lanjut, Dwikorita menuturkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi tersebut gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. "Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal," ucapnya.(Tribun Network/ald/fal/ray/wly)
Baca juga: Kunci Jawaban Kelas IX SMP Bahasa Inggris Chapter 10 Halaman 196 197 198: Come and Visit Us!
Baca juga: Kabupaten Batang Siap Eradikasi Frambusia, Dinkes Lakukan Skrining dan Edukasi Anak
Baca juga: Kabupaten Batang Siap Eradikasi Frambusia, Dinkes Lakukan Skrining dan Edukasi Anak
Baca juga: Profil Anisa Aprilia Selebgram Pekanbaru Dituding Pelakor, Kepergok Istri Sah Tanpa Busana