Berita Ekonomi

Daftar 5 Bank di Indonesia yang Paling Cuan Sepanjang 2022, Ada yang Labanya Capai Rp 50 Triliun

Editor: muslimah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bank. Bank adalah salah satu lembaga keuangan di Indonesia yang berungsi untuk memutar uang agar kegiatan perekonomian bisa terus berjalan.

Biaya provisi juga menurun sebesar 17,5 persen yoy menjadi Rp 16,1 triliun.

3. BCA Rp 40,7 triliun

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA mampu menempati posisi ketiga di antara bank-bank lainnya karena dapat mencetak laba bersih konsolidasian mencapai Rp 40,7 triliun di 2022, tumbuh 29,6 persen yoy.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, profitabilitas ini dapat diraih karena ditopang oleh pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK).

"Kenapa kita bisa mendapat profit yang cukup besar? Ada 2 hal. Kredit kita naik sampai sekitar 11,7 persen. Otomatis ini adalah tambahan income karena kredit naik pasti income kita bertambah," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (26/1/2023).

Selama 2022 BCA telah menyalurkan kredit sebesar Rp 711,3 triliun, tumbuh 11,7 persen yoy atau Rp 74,2 triliun dibandingkan tahun lalu yang baru mencapai Rp 637 triliun.

Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh kredit korporasi yang tumbuh 12,5 persen yoy menjadi Rp 322,2 triliun.

Kemudian, profitabilitas BCA juga disumbang dari DPK yang tumbuh 6,5 persen yoy menjadi Rp 1.040 triliun. Sebanyak 82 persen DPK itu dikontribusikan dari current account saving account (CASA).

Adapun CASA per Desember 2022 mencapai Rp 847,9 triliun atau tumbuh 10,6 persen yoy atau Rp 80,9 triliun dari posisi setahun lalu yang sebesar Rp 767 triliun.

"Jadi total DPK kita memang lebih kecil dari kenaikan kredit, tetapi kenaikan kredit itu sudah full ditunjang oleh CASA. Jadi kenaikan CASA kita Rp 80,9 triliun untuk bisa membiayai daripada credit growth (Rp 74,2 triliun), itu yang membuat profitability kita bagus," jelasnya.

4. BNI Rp 18,31 triliun

Meski berada di posisi keempat dengan perolehan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 18,31 triliun. Namun pertumbuhan laba bersih BNI menjadi yang terbesar yaitu 68 persen yoy.

Kinerja positif ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan non-bunga (fee based income/FBI) yang sebesar 8,7 persen yoy menjadi Rp 14,8 triliun.

Hal ini dicapai dengan melakukan pergeseran pola pertumbuhan FBI untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan biaya transfer melalui program BI Fast sejalan dengan tren menurunnya transaksi transfer antar bank "Laba bersih ini adalah tertinggi sepanjang sejarah dan berada di atas ekspektasi pasar," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (24/1/2023).

Selain itu, pendapatan non-bunga BNI juga tumbuh dengan memberi value-added bagi nasabah, seperti di retail banking terdapat fitur pembayaran tagihan yang saat ini berkontribusi lebih dari Rp 300 miliar ke pendapatan atau tumbuh 18 persen yoy.

Halaman
1234

Berita Terkini