Berita Kudus

MI NU Basyirul Anam Kudus Berlakukan Sistem Daring dan Luring Dampak Banjir

Penulis: Saiful Ma sum
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penjaga MI NU Basyirul Anam Kudus, Asruni sedang membersihkan sisa lumpur dampak banjir, Selasa (21/2/2023).

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - MI NU Basyirul Anam yang terletak di Dusun Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus kembali tergenang banjir selama seminggu terakhir. 

Akibatnya, pihak sekolah memberlakukan kembali sistem belajar dalam jaringan (Daring) dan luar jaringan (Luring) sekaligus. 

Bagi siswa kelas 1-3 mengikuti pembelajaran secara online karena ruang kelasnya terendam banjir.

Sementara kelas 4-6 tetap mengikuti kegiatan belajar dan mengajar langsung di sekolah dengan menempati ruang kelas lantai atas. 

Penjaga sekolah, Asruni mengatakan, MI NU Basyirul Anam sebelumnya sudah terendam banjir beberapa pekan sejak akhir 2022 hingga awal 2023. Sempat surut sehingga siswa bisa kembali belajar di sekolah.

Namun demikian, lanjut dia, banjir kembali datang pada pertengahan Februari menggenangi enam ruang kelas MI dan dua ruang RA.

Air baru kembali surut pada, Selasa (21/2/2023) pagi, kemudian dilakukan kerja bakti bersih-bersih ruang kelas agar bisa digunakan belajar dan mengajar kembali. 

"Ketinggian air ampai 20 sentimeter di dalam ruangan. Alhamdulillah ini sudah surut, tinggal bersih-bersih agar bisa dipakai lagi," ujarnya. 

Sementara itu, banjir masih menggenangi puluhan rumah di Dukuh Tanggulangin, Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati. 

Di antaranya rumah milik Sofi yang terletak tak jauh dari MI NU Basyirul Anam. 

Sofi mengatakan, banjir yang terjadi pada 2021 lalu merendam wilayah permukimannya sejak November hingga Maret.

Sehingga dia sudah melakukan antisipasi sejak dini agar tetap bisa bertahan di rumah.

Namun demikian, Sofi mengeluhkan kotornya air banjir yang merendam perkampungannya. 

Dia pun menyedikitkan aktivitas di luar rumah agar tidak terlalu lama berendam air banjir.

"Semingguan ini banjir datang lagi, paling tinggi sepinggang. Airnya itu loh keruh, kalau terus-terusan terendam banjir, bikin gatal-gatal," terangnya.

Sofi menyebut, saat ini masih banyak warga yang bertahan di rumah masing-masing. Utamanya bagi warga yang rumahnya ditinggikan atau punya lantai atas.

Sedangkan warga yang rumahnya terendam banjir, lanjut dia, kebanyakan memilih mengungsi sementara di rumah saudara. (Sam)

Berita Terkini