Pengolahannya juga tak sembarangan.
Tungku atau anglo digunakan untuk memasak menggunakan bahan bakar arang.
Arang yang sudah diletakkan di atas anglo terlebih dahulu ditaburi dupa, sebagai bagian ritus memasak.
Entah mengapa, begitu apem sudah matang, rasanya yang gurih manis membuat apem khas Puro Mangkunegaran memang rasanya sangat berbeda.
Banyak pengunjung yang menyempatkan mencicipi apem tersebut mengakui bila rasa apemnya memang enak.
Siang itu, beberapa pengunjung ada yang beruntung mencicipi kuliner khas Puro Mangkunegaran, yaitu apem Jawa, kolak dan ketan pada acara festival kuliner di Puro Mangkunegaran belum lama ini.
Pengelola Puro Mangkunegaran memang baru gencar membuka diri sebagai destinasi kunjungan wisata budaya dan kuliner, seiring dengan diresmikannya Taman Pracima pada 21 Januari 2023 lalu.
Peresmian taman peninggalan era KGPAA Mangkoenagoro VII tersebut, ditandai dengan pemukulan gong oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkoenagoro X dan Walikota Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. KGPAA Mangkoenagoro X, sebelum dilantik memiliki nama Gusti Pangeran Harya (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Saat meresmikan Taman Pracima Tuin, KGPAA Mangkoenagoro X sangat ingin Taman Pracima bisa mempertemukan masyarakat dan kebudayaan Mangkunegaran.
Puro Mangkunegaran merupakan salah satu pusat kebudayaan Jawa, yang menyimpan kekayaan berupa kuliner, busana dan kesenian.
Taman Pracima Tuin makin dikenal masyarakat lantaran pernah digunakan saat Presiden Joko Widodo ngunduh mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono pada 11 Desember 2022 lalu.
Taman Pracima Tuin yang memiliki arti taman yang terletak di area barat dan memang letaknya di sisi barat Puro Mangkunegaran itu memiliki konsep arsitektur bergaya Jawa Eropa.
Kompleks Taman Pracima Tuin tak hanya dijadikan destinasi budaya, namun juga disiapkan sebagai destinasi kuliner khas Mangkunegaran, di antaranya menu Brubus dan Dendeng Age.
Brubus merupakan daging giling dicampur bawang putih dan merah yang dibalut sayuran sawi putih, sambal kencur dan areh (santan). Makanan ini konon menjadi makanan favorit Mangkoenagoro VII.
Sementara Dendeng Age merupakan daging bagian has dalam yang dipotong tebal yang dibalur dengan racikan resep klasik turun temurun. (*)