TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Tindakan bejat pengasuh pondok pesantren (ponpes) yang berada di Ungaran Barat, Kabupaten Semarang ini diungkap guru santri korban dugaan pelecehan seksual.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus dugaan pelecehan seksual telah dilakukan oleh ZM, pengasuh atau pemilik sebuah ponpes di Ungaran Kabupaten Semarang.
Korban pelecehan tersebut adalah seorang santriwati berusia 16 tahun atau siswi SMK kelas X.
Warga Bandungan Kabupaten Semarang itu kesehariannya belajar sekaligus tinggal di asrama ponpes tersebut.
Kini, korban mengalami trauma dan enggan untuk kembali lagi ke ponpes tersebut.
Baca juga: Kronologi Pengurus Ponpes di Ungaran Semarang Cabuli Santriwati Bemula dari Mengupas Jagung Bersama
Pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Sembungan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, ZM, yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada santrinya, sempat memberi uang tutup mulut.
Pemberian uang tersebut diungkap oleh seorang guru yang juga menjadi pendamping korban, Agus Siswanto.
"Jadi setelah kejadian pelecehan tersebut, korban kabur dari pondok."
"Dia menceritakan kejadian yang dialaminya kepada teman dan kakaknya," ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (28/2/2023).
Kemudian kakak korban berniat mengembalikan uang Rp 250.000 tersebut.
"Kakak korban datang ke pondok dan mengembalikan uang tersebut."
"Keluarga berharap kasus ini tetap lanjut karena korban sampai saat ini masih mengalami trauma."
"Bahkan kalau melihat mobil sering histeris karena mengira akan dijemput pelaku," kata Agus.
Baca juga: Korban Sempat Diberi Uang Tutup Mulut, Dugaan Santriwati Dilecehkan Pengasuh Ponpes di Ungaran
Menurut Agus, perbuatan ZM sangat keji.
Karena dilakukan di lingkungan ponpes kepada santri yang masih di bawah umur.
"Jadi pertama perbuatan mesum dilakukan di ruangan pondok dan perbuatan kedua di kantor BLK."
"Itu disertai ancaman dan rayuan," ungkapnya.
Pengacara korban, Surya Kusuma Wardana mengatakan, kliennya dilecehkan pengasuh berinisial ZM tersebut sebanyak dua kali.
"Untuk korban perempuan berusia 16 tahun, dia warga Kabupaten Semarang," ujarnya.
Surya mengatakan, korban dicabuli dua hari berturut-turut, yakni pada Senin (23/1/2023) dan Selasa (24/1/2023).
"Awalnya pelaku dan istrinya keluar rumah, tapi tak lama kemudian, pelaku kembali seorang diri dan meminta untuk dipanggilkan korban," ujarnya.
Baca juga: Harga Beras Cuma Rp 8.500 per Kg, Ini Rencana Operasi Pasar Pemkab Semarang Setelah Ungaran Barat
Kemudian korban diminta untuk mengupas jagung.
"Lalu korban ditanya pelaku, jagung itu ada rambutnya, punya kamu sudah ada rambutnya belum?"
"Lalu korban dirayu dan obrolan pelaku selalu menjurus ke mesum," kata Surya.
Selanjutnya pelaku membuka sarungnya dan melakukan pelecehan seksual kepada korban.
Dikonfirmasi, Kapolres Semarang, AKBP Achmad Oka Mahendra mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyelidikan.
"Kami sedang melakukan pendalaman atas kasus ini."
"Kami sudah meminta keterangan saksi dan korban, serta mengumpulkan barang bukti," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Cabuli Santrinya, Pengasuh Ponpes Beri Uang Tutup Mulut Rp 250.000"
Baca juga: HEBOH Desakan Pembubaran Pengurus BUMDes Berjo, Begini Respon Bupati Karanganyar
Baca juga: Achmad Husein Wakili Warga Banyumas Terima 2 Penghargaan Adipura 2022
Baca juga: Alat Vital Pria di Sumatera Dipotong Oleh Wanita yang Jadi Selingkuhannya Dengan Keris di Hotel
Baca juga: Ibu Adhisty Zara Caci Maki Okin Mirip Suneo Bibir Monyong: Jangan Ganggu Anak Saya