TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Warga Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak mulai mengeluh gatal pada bagian kaki.
Hal itu pun dirasakan satu di antara warga Desa Ketanjung Rw 01, Rohmatun kepada Tribunjateng.com, Senin (6/3/2023).
Diketahui banjir di Desa Ketanjung, sudah terjadi selama sekira 5 hari, dengan ketinggian banjir 50 hingga 80 sentimeter.
Rohmatun menyampaikan, selama awal banjir sudah merasakan gatal di bagian sela telapak kakinya.
Baca juga: Surat Penolakan Hasil Konfercab GP Ansor Demak Diserahkan ke Pimpinan Pusat, Berikut Isi Suratnya
"Iya ini merasakan gatal-gatal karena banjir," katanya.
Mengalami gatal, lanjut kata dia, lebih memilih untuk mengobati secara mandiri menggunakan obat yang ada.
"Tidak saya periksakan kok, ini saya kasih saleb sendiri sudah lumayan," ujarnya.
Keluhan gatal pada bagian kaki yang dirasakan warga Desa Ketanjung juga dibenarkan oleh Kades Ketanjung, Siti Setiawati.
"Sementara sampai saat ini dari ujung ke ujung keluhannya gatal semua kakinya," kata Siti kepada Tribunjateng.com, Senin (6/3/2023).
Baca juga: Polres Demak Optimalkan Program Samsat Keliling, Ajak Warga Bisa Tertib Pajak
Menurutnya, banjir kali ini berbeda dengan sebelumnya.
Hal itu lantaran banjir saat ini yang melanda Desa Ketanjung lebih membawa rasa gatal.
"Banjir bulan ini berbeda, dua minggu lalu tidak gatal."
"Ini sehari masuk sudah pada kena kutu air parah kakinya," ungkapnya.
Dengan ada keluhan tersebut, Pemerintah Desa Ketanjung hanya bisa memaksimalkan bidan dan Puskemas.
"Posko kesehatan tidak ada, kami menggunakan bidan desa atau Puskemas setempat," jelasnya.
Baca juga: Gagal Panen Karena Sawah Kebanjiran, Petani Desa Ketanjung Demak Merugi Hingga Rp 3 Miliaran
Meskipun ada keluahan gatal, lanjut Siti, warga tetap memilih berada di rumah.
Ia pun merasa bingung atas pilihan warga tidak mengungsi akibat banjir.
Padahal banyak MCK milik warga yang tidak bisa berfungsi akibat banjir.
"Kalau sampai ini warga tidak mau mengungsi karena listrik masih nyala, warga masih bertahan di tempat masing masing."
"Padahal kamar mandi sudah tidak bisa dipakai, tapi warga masih bertahan," ungkapnya.
Sebenarnya pemerintah desa sudah menyiapkan tempat pengungsian yang layak bagi warga terdampak banjir.
"Desa sudah menyiapkan tempat tidur, dapur umum kamar mandi bersih sudah ada ," tutupnya. (*)
Baca juga: Inilah Spesifikasi Elektric Medium Bus Milik Pemkot Semarang, Akselerasi dan Torsi Lebih Nendang
Baca juga: Dewan Mewanti-wanti KPU Kota Semarang: Jangan Sampai Internet Jadi Penghambat Pemilu 2024
Baca juga: Bupati Karanganyar: Kebun Teh yang Dikelola PT RSK Adalah Kawasan Agrowisata
Baca juga: DPRD Kota Semarang Minta KPU Cari Sistem Termudah Rekapitulasi Hasil Pemilu 2024