TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Mahad Aly Tasywiqut Thullab Salafiyyah (TBS) Kudus menjadi satu di antara titik pemantauan bulan sabit muda atau rukyatul hilal dalam penentuan awal Ramadan 1444 Hijriah.
Dari hasil pantauan tersebut, hilal tidak tampak karena ufuk barat tertutup awan yang cukup tebal.
Dalam pantauan ini melibatkan sejumlah pakar misalnya dari Mahad Aly TBS dan Yanbu'ul Quran Observatory.
Rukyatul hilal di Mahad Aly TBS dilakukan di lantai 5 dan 6 Gedung Serba Guna.
Dua teleskop dan satu teodolit digunakan sebagai media untuk meneropong bulan muda.
Baca juga: Jelang Ramadhan, di Kudus Harga Cabai Saingi Harga Ayam
Baca juga: 3 Jenis Durian Didaftarkan Sebagai Buah Lokal Asli Kudus
Ketiga alat tersebut dihadapkan pada ufuk barat.
Data astronomi yang dihimpun dalam pantauan tersebut hilal harusnya tampak sejak pukul 17.48.
Hilal berada pada ketinggian 7 derajat.
Sementara untuk lama hilal yakni 32 menit dengan besar cahaya hila 2/3 jari.
Namun berhubung tertutup awan hilal tidak tampak.
"Meski demikian, ada laporan di beberapa wilayah di Indonesia yang sudah melihat hilal."
"Seperti di Gresik, Lamongan, juga Bangkalan Madura."
"Sudah lebih dari tiga wilayah yang ada laporan melihat hilal," ujar pakar falak TBS Kudus, Kiai Azhar Latief Nasiran kepada Tribunjateng.com, Rabu (22/3/2023).
Baca juga: Warga Penghayat Kepercayaan di Kudus Diminta Jadi Garda Terdepan Pelindung Toleransi
Baca juga: Tradisi Tabuh Beduk di Menara Kudus Kembali Digelar, Tanda Ramadan Dimulai
Sekira pukul 14.00, langit Kudus mendung petang dan diguyur hujan.
Namun itu belum tentu menjadi penghalang hilal.