Disisi lain keberadaan Masjid Saka Tunggal identik dengan munculnya para kera liar.
Dikatakan dibangunnya masjid berbarengan pula dengan keberadaan kera-kera itu.
"Warga di sini sudah terbiasa dengan kera-kera meskipun kadang terganggu tapi dibiarkan begitu saja.
Keberadaan kera ini juga sebagai pembelajaran agar peka terhadap lingkungan dan alam," terangnya.
Sulam menuturkan jumlah kera yang berada di area Masjid ada sekira 100 ekor.
Tetapi karena banyak komunitas baru kera yang baru jumlahnya bisa mungkin 500 di luar Saka Tunggal, dan masih di Desa Cikakak.
Keberadaan Masjid Saka Tunggal kerap didatangi oleh tokoh-tokoh daerah, hingga nasional.
Biasanya mereka melakukan kunjungan kegiatan dan masuk masjid Saka Tunggal.
(Tribunbanyumas/jti)