"Saya lihat ke depan tidak ada sopirnya," kata Hasan kepada TribunJateng.com, Minggu (7/5/2023).
Korban selamat dari kecelakaan bus pariwisata Guci Tegal. (TribunJateng.com/Fajar Bahruddin Achmad)
Hasan mengatakan, sempat berpikir untuk maju ke depan untuk membelokkan kemudi.
Tetapi dia sudah tidak bisa bergerak dan hanya bisa pasrah.
Bahkan setelah bus jatuh, dia sendiri lemas hingga tidak bisa bergerak.
"Saya lihat istri, saya mau nolongin tapi tidak bisa bergerak."
"Saya juga sampai diseret ditolong orang," ujarnya.
Menurut Hasan, bus melaju dan tiba-tiba berjalan sendiri.
Saat itu, tidak ada keramain orang keluar masuk yang memungkinkan untuk menyenggol rem tangan.
Termasuk tidak ada keramain anak-anak bermain.
"Saat itu saya memang tidak lihat karena sedang mengobrol sama istri."
"Tapi tidak ada keramain orang keluar masuk dan anak-anak bermain," ungkapnya.
Korban selamat lain, Kahoi Amirudin (57) mengatakan, saat kejadian bus dalam sedang dipanaskan.
Setelah itu, tiba-tiba bus melaju berjalan.
"Ya sudah itu nyelonong saja."
"Apa karena rem tangannya kurang narik atau bagaimana."
"Tidak ada yang nyenggol, anak-anak mainan ya tidak ada," katanya.
Seperti diketahui, bus pariwisata jatuh ke jurang di area Objek Wisata Pemandian Panas Guci, Kabupaten Tegal, pada Minggu (7/5/2023).
Adapun jumlah korban kecelakaan di Guci Tegal itu ada 37 orang, terdiri atas 35 luka ringan, 1 luka berat, dan 1 meninggal dunia saat di Puskesmas.
Semua korban lalu dibawa ke RSUD dr Soesilo Slawi, Kabupaten Tegal.
Mereka adalah rombongan ziarah dari Kelurahan Pakujaya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan. (TribunStyle.com)