Saat masih awal merintis, kata Winarso, usaha yang dia jalankan berdua tanpa bantuan karyawan.
Untuk proses pemrestoan, dia juga belum sepenuhnya melakukan sendiri, melainkan masih bekerja sama dengan pihak ketiga.
Ikan bandeng yang sudah dipresto lalu mereka kemas dan dijual di pasar tradisional setempat.
"Dulu namanya baru merintis, masih tahap permulaan, 25 kilogram 2 hari baru habis terjual," ucap dia.
Baca juga: Sekarat Saat Pandemi, Event Organizer di Pati Ini Bangkit Bersama KUR BRI
Jadi Langganan KUR BRI
Dia menambahkan, dalam proses membesarkan usaha, ia rutin menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI.
"Kami ini langganan KUR."
"Sudah ambil berkali-kali."
"Kalau lunas ambil lagi untuk membesarkan usaha sampai sekarang."
"Buat beli alat produksi, misalnya freezer dan dandang presto."
"Dandang presto itu mahal, harganya puluhan juta Rupiah," tutur Darni.
Terbaru, kata dia, pihaknya mengambil KUR Rp 80 juta dan sudah berjalan selama 1 tahun ini.
"Selain untuk modal, kami gunakan juga untuk renovasi tempat usaha."
"Kapasitas produksi juga sedikit demi sedikit ditambah," kata Darni.
Masih di Kabupaten Pati, gambaran mengenai peranan Mantri BRI dalam pengembangan UMKM juga terlihat di Desa Gajahmati, Kecamatan Pati, yang merupakan pusat kuliner khas Bumi Mina Tani, yakni nasi gandul.