TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Era Yunita Setianingrum, pebisnis sekaligus mantan profesional singer asal Kota Kretek menilai, selama ini kesejahteraan para kaum perempuan di Kabupaten Kudus belum merata.
Utamanya dalam mendapatkan hak-hak sebagai warga Indonesia layaknya masyarakat pada umumnya.
Perempuan 47 tahun tersebut tergerak hatinya untuk maju dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 mendatang, agar bisa menjadi bagian dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus.
Era Yunita menyebut, dengan menjadi anggota legislatif, pihaknya ingin memperjuangkan kesejahteraan kaum perempuan Kudus.
Baca juga: Keluh-kesah ART Rihana Rihani, Gaji 2 Bulan Belum Dibayar saat Ditagih Jawabannya Bawa Nama Pejabat
Baca juga: Alasan Warga Baduy Minta Sinyal Internet Dihilangkan dari Wilayahnya, Sudah Ajukan Surat Resmi
Supaya perempuan Kota Kretek bisa lebih mandiri, terutama yang terjun di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Saya ingin ada perubahan, terutama memperjuangkan kaum perempuan. Karena perempuan itu ujung tombak semua lini, mulai dari tingkatan keluarga,
termasuk UMKM," terangnya, Jumat (9/6/2023).
Era Yunita maju nyaleg dengan mengendarai Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Sebagai pebisnis atau suplayer sembako wilayah Jawa dan Jakarta, Era Yunita mengaku sudah merasakan pahit dan manisnya sebagai pelaku usaha.
Bagi dia, kendala para pelaku usaha kecil adalah pada sektor pemasaran.
Mereka pelaku usaha terkadang mudah menciptakan sebuah produk, namun kesulitan dalam memasarkannya.
Kondisi tersebut, lanjutnya, membuat usaha-usaha kecil yang bermunculan tidak bisa berkembang dan maju.
Sehingga membutuhkan peran serta pemerintah daerah untuk bisa mengangkat pemasaran produk UMKM sampai ke kancah internasional.
"Dari niat itu dan dorongan dari teman-teman, saya melangkah maju nyaleg untuk membuka ruang dan menjembatani antara kebutuhan kaum perempuan dengan pemerintah daerah," tuturnya.
Era yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Kabupaten Kudus menyayangkan banyak informasi yang seharusnya bisa dimanfaatkan pelaku usaha kecil, namun tidak sampai. Sehingga menghambat kemandirian masyarakat untuk bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Dia juga berkeinginan merubah pola pikir remaja milenial agar tidak ketergantungan dengan gadget. Dengan cara, memberikan banyak pelatihan keterampilan sebagai bekal masuk ke dunia kerja.