"Sampai sekarang memang secara nasional ada program yang di bawah yang bisa menjangkau, sehingga kemudian Gubernur Ganjar Pranowo mencanangkan program Tuku Lemah Oleh Omah."
"Artinya bagi masyarakat tidak punya tanah bisa beli."
"Tapi memang syarat utamanya adalah masyarakat miskin dan mohon maaf harus terdaftar di DTKS."
"Kemudian mereka harus mau berswadaya."
"Kalau misal mereka tetap ingin tapi tidak punya tanah, kami kerja sama dengan BPR BKK Jateng sehingga mereka bisa mencicil," terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (12/6/2023).
Arief menjelaskan, di Jawa Tengah program bantuan akses rumah ini direncanakan bisa mencapai 1.000 unit yang di antaranya untuk bencana, komunitas, dan perorangan.
Baca juga: Alhamdulillah, Realisasi PAD Jateng 2022 Lampaui Target
"Harapan kami terus dijalankan agar masyarakat yang belum punya akses (kepemilikan) rumah bisa mendapatkan."
"Dan terkait program ini bergantung siapa yang mengusulkan, berlaku di seluruh kabupaten/kota."
"Tanahnya, mereka bisa cari sendiri."
"Yang penting tanahnya sesuai tata ruang atau sesuai regulasi," sebutnya.
Plt UPTD Rusunawa Disperkim Kota Semarang, Wiknya menambahkan, melalui program ini diharapkan masyarakat yang menempati rusun bisa untuk segera memiliki rumah.
Sebab kata dia, rusun tujuannya untuk hunian sementara.
Disebutkan, jumlah penghuni rusun se-Kota Semarang saat ini berjumlah 2.744 KK.
"Program ini peminatnya banyak, hanya masih ada yang ragu."
"Kami lakukan sosialisasi agar mereka tahu bahwa program ini bermanfaat," ujarnya.