Ika mengatakan, ia mengambil bahan baku ikan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Juwana. Namun, jika sedang tidak ada kapal bongkar muatan di TPI, ia akan mengambil bahan baku dari cold storage.
Adapun tahapan pembuatan ikan pindang dimulai dari mencairkan es ikan beku, menyortir ikan dan mengemasnya dalam besek bambu, merebus ikan yang sudah dimasukkan besek dalam air garam, kemudian menyemprot ikan dengan air hangat bersih untuk menghilangkan sisa kotoran.
Proses perebusan membutuhkan waktu sekira 10-15 menit untuk ikan ukuran kecil dan sekira 30 menit untuk ikan ukuran besar.
Ikan-ikan yang sudah dimasak pindang itu lalu didistribusikan ke pasar-pasar di wilayah Pati, Sayung (Demak), Ambarawa, Parakan, hingga Magelang.
Ikan pindang ukuran kecil buatan Munarso dan Ika dibanderol Rp55 ribu per satu ikat isi 20 besek.
"Kalau pindang ikan salem ukuran besar harganya Rp80 ribu isi sembilan besek. Itu harga untuk bakul pasar," kata Munarso.
Menurut dia, ikan salem pindang punya tingkat permintaan pasar paling tinggi dibanding jenis ikan lainnya.
Ditanya mengenai kendala yang dihadapi, Munarso mengatakan, pengusaha pemindangan yang tergolong "pemain baru" seperti dirinya terkadang masih sulit mendapat tenaga kerja. Menurutnya, para tenaga pemindangan banyak yang lebih memilih bekerja di pengusaha yang skala produksinya lebih besar.
Namun, perlahan tapi pasti, Munarso tetap berupaya membesarkan usaha.
Untuk memperbesar skala usaha, pada Mei 2023 ini, dia mengambil modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI senilai Rp100 juta. Pinjaman itu ia gunakan sebagai tambahan modal untuk meningkatkan kapasitas usaha.
Baca juga: Pengakuan Pedagang Pindang Terima Amplop Kosong dari Jokowi, Kok Bisa?
Mantri (Tenaga Pemasar Mikro) BRI Unit Juwana 1, Nina Herfiana, mengatakan bahwa perbankan berani memberi suntikan modal KUR cukup besar karena Munarso berpengalaman dan menguasai pasar.
"Beliau ini mantan sopir, jadi sudah tahu pedagang-pedagang di luar kota. Pengalamannya sudah ada dari dulu," kata dia.
Nina menambahkan, dilihat dari aktivitas produksi yang dilakukan setiap hari, usaha pemindangan milik Munarso juga berpotensi untuk terus berkembang. (mzk)