Baru setelah itu tusuk potongan-potongan daging tersebut dengan tusuk sate (untuk menjadi sate).
"Jenis dagingnya juga harus kita lihat. Kalau memang sudah empuk, tidak masalah kalau tidak pakai nanas ataupun daun pepaya.
Kalau daging yang keras itu, misal banyak uratnya itu pasti keras. Kalau untuk sate jangan sampai uratnya dipakai, jadi dagingnya saja. Kemudian kalau bisa, untuk sate ini hindari bagian kaki karena pasti keras," sebutnya.
Chef Ganjar juga menyarankan, untuk membuat sate ini jangan direbus dulu walau sebentar karena akan mengurangi kekhasan rasa sate. Selain itu, jangan pula dicuci karena akan merusak tekstur daging.
Ia menyarankan untuk langsung menggunakan daging yang masih segar.
"Prosesnya dimatangkan melalui pembakaran.
Kalau untuk menghilangkan bau daging, melalui marinasi itu sudah menghilangkan baunya. Proses pembakaran pasti terciumnya wangi," ujarnya.
Sate yang telah ditusuk, saatnya dilakukan proses pembakaran bersama olesan bumbu sate. Chef Ganjar menyarankan bumbu yang telah dipersiapkan tersebut ditambah sedikit minyak.
Setelah sate mateng, bisa disajikan dengan bumbu kacang untuk membuat cita rasanya semakin lezat.
"Paling mudah siapkan kacang tanah, disangrai atau digoreng jangan sampai gosong.
Setelah matang kacangnya, baru dihaluskan atau diblender sesuai selera. Setelah itu baru panaskan di wajan tidak usah ditambah bawang, panaskan saja dengan daun jeruk dan jeruk limau untuk campuran sedikit dan tambahan kecap.
Kalau mau pedas tinggal tambah cabai. Lainnya, untuk pendamping saat menyajikan sate bisa tambah irisan tomat dan kol. Bawang merah mentah juga boleh ditambahkan untuk dijadikan acar," imbuhnya. (idy)