Namun, kenyataannya hanya sekedar viral, tetapi tidak membantu secara sosial.
Curhat itu diterima oleh Andrea Perdana kemudian ditemukan titik tengah penyelesaian masalahnya.
Andrea Perdana mengisyaratkan bahwa ada kemungkinan Bagus Robyanto atau pemilik tanah yang ditembok membongkar bangunannya.
Tetapi hal tersebut terpaut dengan syarat ke warga yang diisolasi di Ponorogo yang secara tersirat juga harus dilakukan oleh warga setempat.
“Ya saya sebut pak sabar ya, intinya nglendeh (sabar). Penembokan ini merupakan contoh pembelajaran,” bebernya.
Sebelumnya, ketika pihak Bagus Robyanto merelakan tanahnya untuk dilintasi, dia mengaku seyogyanya yang memakai memberikan timbal balik.
Contohnya adalah sopan santun.
“Bisa saat melintas menyapa monggoh, misalnya begitu. Itu yang mungkin hilang. Mungkin tidak terjadi sebegitu,” terangnya.
Kasus ini, sebenarnya yang belakang membutuhkan.
Pun yang di depan juga harus dihormati.
“Ketika itu terjadi mungkin ada kesepakatan baru dirundingkan,” urainya.
Menurutnya, ketika ditanya warga apakah bisa dibuka.
Andrea menjawab tergantung para warga.
“Jika tembok dibuka dengan paksa ya susah. Kalau dengan hati. Ndak mungkin kan ingin bermusuhan selamanya. Mudah-mudahan segera sadar,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bagus Robyanto warga Ponorogo menutup dengan tembok jalan gang yang sering dilewati warga.