Utamanya yaitu kelompok pendidikan sebesar 1,00 persen, disusul kelompok transportasi sebesar 0,51 persen.
Kemudian kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,28 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,14 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen.
Dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02 persen.
Baca juga: Penduduk Miskin Jawa Tengah Turun Pada Bulan Maret 2023, Ini Kata BPS
"Inflasi menurut kelompok pengeluaran, ada delapan kelompok mengalami inflasi."
"Kelompok ini sesuai dengan momen ajaran baru."
"Di sisi lain, tiga kelompok mengalami deflasi. Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks."
"Yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -0,23 persen."
"Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar -0,03 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar -0,01 persen," lanjutnya.
Sementara itu, Dadang menyebutkan, penyebab utama inflasi Juli 2023 adalah kenaikan harga angkutan udara yang memberikan andil sebesar 0,04 persen disusul bawang putih dengan andil sebesar 0,04 persen.
Kemudian daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing memberikan andil sebesar 0,03 persen, serta cabai merah dengan andil sebesar 0,02 persen.
Adapun penahan utama inflasi adalah penurunan harga bawang merah dengan andil -0,05 persen.
Cabai rawit dan jeruk dengan andil masing-masing -0,02 persen, serta tomat dan telepon seluler dengan andil masing-masing -0,01 persen.
Baca juga: BPS: Penduduk Miskin di Jateng Turun 66,73 Ribu Jiwa
"Kenaikan tarif angkutan udara memberikan andil terbesar karena memang ada kenaikan permintaan penumpang pada momen libur Iduladha dan libur sekolah, yang tentunya tidak diimbangi dengan ketersediaan pesawat yang beroperasi."