Kegiatan SPHP di Kabupaten Cilacap digelar di tujuh pasar tradisional dengan melibatkan 25 pengecer.
Purbalingga di empat pasar tradisional yang melibatkan 24 pengecer.
Banjarnegara di lima pasar tradisional dengan melibatkan 10 pengecer.
"Total ada 25 pasar tradisional dan 128 pengecer se-Banyumas Raya.
Ini akan kita tambah terus secara berkelanjutan ke depan," terangnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas, Titik Puji Astuti mengatakan kenaikan harga beras kualitas medium di Banyumas sudah terjadi dalam satu pekan terakhir.
Menurut dia, harga beras di Banyumas pada Senin (28/8/2023) terpantau Rp11.917/kg dan Minggu (27/8/2023) sudah mencapai Rp12.588/kg.
"Itu harga beras IR biasa.
Mungkin karena isu El Nino, memang produksi beras petani juga berkurang, meskipun berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian jika sebenarnya stok cukup," ujarnya.
Pihaknya bersama Bulog Banyumas menggelar kegiatan SPHP untuk mengamankan stok bagi konsumen.
Ia mengaku bersyukur karena harga beberapa komoditas lainnya justru turun, sehingga tidak terlalu memberatkan masyarakat.
Contohnya, harga cabai merah keriting Rp37.459 per kilogram sudah menjadi Rp31.500 per kilogram.
Cabai rawit merah juga turun dari Rp37.000 per kilogram menjadi Rp26.250 per kilogram.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Banyumas, Junaidi mengatakan hal itu menunjukkan pemerintah hadir mengendalikan inflasi.
Stok dan cadangan beras di Banyumas sebenarnya cukup dan inflasi pun masih terkendali.
"Sebenarnya bulan-bulan sekarang itu, harga beras masih stabil.
Ini kenapa kok sudah ada tren kenaikan.
Cuma jangan sampai masyarakat mengalami kepanikan, panic buying.
Ini kami monitor sejak minggu kemarin," katanya. (jti)