Pemilu 2024

Partai Gerindra Buka Pintu untuk Demokrat Bergabung KIM Dukung Prabowo Capres 2024

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY

Tak mengkhianati

Selain itu, Andre menegaskan, Partai Gerindra tidak pernah mengkhianati atau mengingkari kerja sama tertulis yang sebelumnya dijalin bersama PKB. Dia menambahkan, Gerindra tidak pernah dan tidak akan pernah mengingkari perjanjian.

"Tidak ada satu pun kesepakatan dengan PKB yang kami langgar. Tidak ada perjanjian apapun yang kami langgar. Jadi kalau disebut Gerindra berkhianat itu salah besar," tukasnya.

Andre memastikan, partainya sekarang ini fokus memenangkan Prabowo Subianto sebagai capres bersama anggota KIM lain, yakni Golkar, PAN, Partai Gelora, PBB, dan Partai Garuda. Ia menegaskan, KIM tetap solid dan tidak ada yang berubah.

"Kami Koalisi Indonesia Maju tetap solid, dan semakin solid menyambut pilpres 2024. Komunikasi yang terjalin berjalan baik dan lancar," tandasnya.

Seperti diketahui, Partai Demokrat memilih hengkang dari KPP pada Jumat (1/9) lalu, setelah satu tahun lamanya menjalin kerja sama. Partai berlambang bintang Mercy itu sekaligus menarik dukungannya ke bakal capres Anies Baswedan di pilpres 2024, karena merasa dikhianati atas terpilihnya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menjadi cawapres Anies.

"Kami tidak lagi terikat pada piagam kesepakatan yang ditandatangani tiga ketua umum partai dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan itu," kata Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (1/9), dikutip dari YouTube KompasTV.

Menurut dia, saat ini Demokrat bebas untuk menjalin komunikasi dengan partai politik mana pun. Ia menuturkan, komunikasi tersebut nantinya akan dilakukan oleh AHY.

"Dengan demikian maka Partai Demokrat setelah rapat ini mungkin dalam 2 atau 3 hari ke depan sudah bebas untuk membangun komunikasi dan berkomunikasi dengan partai-partai lain dalam rangka membangun komunikasi menuju pilpres 2024," katanya.

"Tentu saja Mas Ketum-lah yang bersama jajaran DPP yang kemudian berkomunikasi dengan pihak-pihak lain, partai-partai sahabat yang lain," lanjutnya.

Meski demikian, Partai Demokrat mengaku tak mau terburu-buru mengambil keputusan setelah menilai dikhianati oleh Anies Baswedan dan Partai Nasdem.

"Menurut pandangan saya, saat ini, besok, atau lusa, belum saatnya Demokrat mengambil keputusan."

"Ke mana Demokrat akan bergabung misalnya? Capres mana yang kami dukung? Saya pikir belum saatnya dalam 1, 2, 3 hari ini," tandas Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jumat lalu. (Tribunnews.com/Milani Resti Resti Dilanggi/Taufik Ismail/tribun jateng cetak)

Berita Terkini