Kasat Reskrim menjelaskan bahwa pelaku juga menjadi tulang punggung keluarganya.
"Pelaku dalam kesehariannya pada malam hari membantu keluarga berjualan nasi goreng.
Sejumlah personel Resmob dan Satreskrim Polres Demak berhasil menangkap pelaku pembacokan guru MA Yasua Demak. (istimewa)
Membantu tenaga," ungkapnya dalam konferensi pers di Pendopo Polres Demak.
Saat ini, pelaku telah merasa sangat menyesal atas tindakannya.
"Bersangkutan merasa bersalah," kata Kasat Reskrim.
Kasat Reskrim Polres Demak juga menegaskan bahwa pelaku melakukan aksi pembacokan kepada gurunya dalam keadaan sadar dan tidak terpengaruh oleh obat-obatan terlarang atau alkohol.
"Tidak ada, masih dalam keadaan sadar," tegasnya.
Sementara itu, Kepala MA Yasua, Masrukin, menggambarkan pelaku sebagai siswa yang pendiam dan sering absen dari sekolah.
"Anaknya memang pendiam tapi juga sering membolos sekolah," kata Masrukin.
Masrukin juga menjelaskan bahwa pelaku pernah tinggal kelas, dan saat ini, untuk naik ke kelas XI, pelaku harus memenuhi syarat dengan menyelesaikan tugas tambahan untuk meningkatkan nilai yang kurang.
Kasus ini menyoroti pentingnya pemantauan terhadap perilaku siswa di sekolah dan pemberian dukungan saat mereka menghadapi masalah yang mungkin memengaruhi perilaku mereka.
Baca juga: BREAKING NEWS: Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan di Kawasan Pelabuhan Tanjung Emas, Ini Cirinya
Ungkapan Kekecewaan
Siswa pembacok guru Madrasah Aliyah (MA) Yayasan Islam Suhada (Yasua), Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak mengungkapkan kekecewaannya.
Ungkapan itu disuarakan sang siswa berinisial MAR di hadapan polisi, sesaat setelah penangkapannya di wilayah Grobogan.
Dalam video yang beredar, tampak beberapa anggota kepolisian menginterogasi MAR di dalam mobil.