TRIBUNJATENG.COM, PEKANBARU - Nasib pilu siswi SMP dituduh berbuat asusila saat sedang belajar kelompok.
Bahkan atas tuduhan yang tidak terbukti itu membuat siswi tersebut dikeluarkan dari sekolah tanpa ada klarifikasi.
Siswi berinisial PN (14) menuntut haknya agar bisa melanjutkan sekolah dan melaporkan para pelaku yang telah membuat fitnah keji.
Baca juga: Heboh Video Asusila Sejoli Live Streaming Pakai Aplikasi Bigo Demi Saweran
idak saja dituduh berbuat asusila, siswi SMP itu juga diancam dibunuh dan dipaksa mengaku berbuat asusila dengan dua temannya sekelasnya yang belajar kelompok.
Parahnya, masyarakat bukannya mencari kebenaran tuduhan itu, tapi malah membully siswi SMP itu, dan lebih parahnya sekolah mengeluarkannya.
Berawal dari siswi SMP itu belajar kelompok bertiga dengan teman sekelasnya, kemudian datang empat pria yang menuduh mereka berbuat asusila.
Keempat pria itu memaksa siswi SMP itu mengaku dan membuat video pengakuan dan dua temannya, hingga kemudian di viral kan di media sosial.
Padahal, saat empat pria itu datang dan masuk ke dalam rumah, siswi SMP dan dua temannya sedang belajar kelompok dan mereka berpakaian lengkap.
Memang, saat itu kedua orangtua siswi SMP itu sedang tidak di rumah, karena dalam perjalanan menuju Padang, namun mereka bertiga dan hanya belajar kelompok.
Atas kejadian itu, ibu dari siswi SMP itu mengalami kesedihan yang tak terkira atas nasib yang menimpa putrinya.
Tak tahan dengan kesedihan dan penderitaan itu, ibu siswi SMP itu pun meminta keadilan ke Polda Riau .
Rdw (47) inisial ibu dari siswi SMP itu, ia adalah warga Kecamatan Keritang, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Rdw berurai air mata meminta keadilan ke Polda Riau atas kasus yang menimpa putrinya yang siswi SMP berinisial PN (14) itu.
PN (14) berhenti sekolah sejak empat bulan lalu, setelah pihak sekolah mengeluarkannya usai tuduhan berbuat asusila yang belum dibuktikan itu sampai ke pihak sekolah.
Menurut Rdw, perbuatan asusila yang dituduhkan dilakukan di rumah PN pada Selasa, 6 Juni 2023 lalu itu tidak pernah dilakukan putrinya PN bersama dua teman sekelasnya JS (15) pria dan JI (14).