TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Nasib DA, bocah 15 tahun tuna wicara kini sudah tak lagi hidup di jalanan.
Awalnya dia ditemukan hidung menggelandang di Kompleks Pasar Mahbang Sragen hingga akhirnya sedikit terurus seusai bertemu pasutri penjual bubur di pasar tersebut.
Kisah seorang penjual bubur di Pasar Mahbang Sragen merawat bocah 15 tahun tuna wicara membuat haru.
Meskipun hanya sebentar, Saroh dan Latip, penjual bubur tersebut sudah menganggap DA adalah anak kandungnya.
DA kala itu dijumpainya saat sedang kebingungan di kompleks pasar.
Saat ditemui, ternyata dia mengalami kesulitan berkomunikasi.
Baca juga: Viral Curhatan Juni Pedagang Buah di Sragen, Ditarik Iuran PSN Rp 150 Ribu, Ngakunya Pegawai Dinas
Dia kini telah dijemput oleh ayah kandungnya, yang telah berpisah dengan DA selama 8 tahun lamanya.
Sebelum di Sragen, bocah tersebut berada di Lampung bersama neneknya dan entah bagaimana asal muasalnya hingga DA sampai berada di Sragen.
Kini DA (15) tidak lagi hidup menggelandang di Pasar Mahbang, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.
Dia sudah bertemu dengan ayahnya.
Bertemunya DA dengan ayahnya ini tidak luput dari campur tangan penjual bubur asal Desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen.
Sebelumnya DA selama 8 tahun tidak bertemu dengan ayahnya karena ikut neneknya di Lampung.
Entah apa yang terjadi dia bisa sampai di Sragen.
Selama hidup di Pasar Mahbang, Kecamatan Sambungmacan, DA dirawat oleh penjual bubur Saroh (34) dan suaminya Latip (41).
Keduanya dengan ikhlas merawat seorang anak jalanan berkebutuhan khusus, yakni tuna wicara.
Anak jalanan tersebut diketahui berinisial DA, masih berusia 15 tahun.
Dilansir dari TribunSolo.com, Saroh menceritakan awalnya dia bertemu dengan DA saat sedang berjualan.
DA terlihat kala itu sedang mondar-mandir di depan tempat dia berjualan.
Kemudian, Saroh mendatangi DA dan bertanya kepadanya dari mana dia berasal.
Ternyata DA tidak bisa berbicara dan berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Baca juga: Sekolah Blak-blakan Ceritakan Duduk Perkara Perundungan Siswi SMP Sragen
"Ketemu anak itu di Pasar Mahbang, sekira 3 pekan lalu."
"Posisi dia wira-wiri, saya tanya kamu orang mana, jawabnya pakai bahasa isyarat, tidak bisa ngomong," kata dia seperti dilansir dari TribunSolo.com, Senin (9/10/2023).
Saroh juga menanyakan di mana DA tidur dan dijawab di emperan toko.
Saat ditanya soal orangtua DA, Saroh yang pada awalnya tidak memahami bahasa isyarat, sempat mengira orangtua DA sudah meninggal.
Meski bukan anak kandung, dengan rasa iba, Saroh dan sang suami mencoba merawat DA.
Tak luput pula mereka memberi kasih sayangnya kepada DA.
"Tidurnya pindah ke dalam pasar, ada lincak (kursi bambu) ya tidur di situ."
"Siangnya ngamen di lampu merah, sore di warung, ngobrol dengan ibu-ibu yang ada di pasar," jelasnya.
"Sekarang sudah seperti anak sendiri, karena sudah bersama lama," ujarnya.
Karena merasa iba melihat DA, Saroh sempat bertanya apakah mau tinggal di panti lagi.
Dijawab oleh DA, bahwa dia tidak mau tinggal di panti dan memilih tinggal di Pasar Mahbang.
Pada siang hari, menurut Saroh, DA memilih mengamen.
Baca juga: Inilah Sosok Yulia Arum, Gadis Sragen Penyuka Offroad Sejak Usia 10 Tahun, Mudah Libas Track Ekstrem
Pada satu waktu, DA sempat mengumpulkan uang hingga Rp 500.000.
Namun, uang tersebut lenyap karena dipalak seorang pria bertato saat sedang mengamen.
Mendengar cerita tersebut, Saroh bersama ibu-ibu yang lain di pasar meminta izin kepada DA agar uangnya disimpan oleh mereka.
Setelah terkumpul cukup banyak, Saroh menanyakan uang tersebut akan digunakan untuk apa uang dan DA meminta untuk dibelikan handphone.
"Jadi saya belikan di konter, memang ingin HP, karena setiap malam itu kasihan, melamun sendiri."
"Akhirnya saya belikan HP biar ada hiburan," ujar Saroh.
Menurut Saroh, DA sempat menerima perlakuan yang kurang menyenangkan, yang membuat DA takut tidur di pasar.
Saroh pun menyiapkan tempat tidur di kios miliknya yang berada di sekitar Pasar Mahbang dan DA tidur di tempat tersebut sejak Sabtu (7/10/2023).
Sebelumnya, ada seorang YouTuber yang datang ke tempat Saroh berjualan.
Kemudian mengunggah kisah DA ke YouTube.
Tak berlangsung lama, ada seorang perempuan yang telepon YouTuber tersebut yang mengaku sebagai ibu kandung DA.
Baca juga: Kisah Iren Junita Dipukuli Pacar di Sebuah Kafe di Sragen, Bermula dari Foto Wanita Lain
"Setelah itu tahu, ibunya sekarang kerja di Taiwan, bapaknya ada di Kulon Progo."
"Sedangkan sejak kecil, DA ini tinggal bersama neneknya di Lampung," katanya.
Setelah memastikan bahwa itu benar anaknya, ayah DA datang untuk menjemput sang buah hati.
"Sebenarnya ingin cerita, tapi dia kan tidak bisa, diajak pulang keluarganya tidak mau."
"Di sini mungkin sudah nyaman, banyak yang sayang sama dia," ucapnya.
"Keluarga dari Kulon Progo datangnya pukul 16.30, pulang pukul 21.00 karena tidak mau diajak pulang itu tadi," sambungnya.
Kapolsek Sambungmacan, Iptu Widarto membenarkan jika DA sudah dibawa pulang oleh keluarga kandungnya ke Kulon Progo.
"Keluarga yang datang adalah bapaknya."
"Setelah itu dibuatkan surat serah terima dari Latip kepada pihak keluarga dan dibawa pulang oleh pihak keluarga," ungkapnya.
Dia melanjutkan, DA berpisah dengan orangtuanya sejak 8 tahun lalu karena ikut nenek tinggal di Lampung Timur.
"Sejak kepergian DA keluarga sudah berusaha mencari sampai dengan sekarang."
"Saat dikembalikan ke pihak keluarga, DA dalam keadaan sehat dan baik," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kisah Anak Tuna Wicara di Sragen, Bertemu Ayah Setelah 8 Tahun, Sebelumnya Tidur di Pasar dan Ngamen
Baca juga: Mantan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Gugat KPK, Disidangkan Mulai 16 Oktober 2023
Baca juga: Terjadi Kericuhan Saat Syukuran Pilkades Kembangan Demak: Suasana Tegang
Baca juga: Kebakaran 4 Rumah di Talokwohmojo Blora, Diduga Karena Korsleting Listrik
Baca juga: Video Polda Jateng Benarkan Kapolrestabes Diperiksa di Polda Metro Jaya Terkait SYL dan KPK