Oleh: Eka Ari Widyani, S.Pd.SD., Guru SD Negeri 04 Cibelok, Kec.Taman, Kab. Pemalang
Matematika merupakan salah satu mata Pelajaran yang diajarkan di semua jenjang Pendidikan dimana memiliki peranan penting dalam memberi bekal siswa dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran matematika khususnya di tingkat sekolah dasar perlu mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak antara lain pendidik, pemerintah, orang tua, maupun Masyarakat serta siswa itu sendiri sebagai objeknya, karena pembelajaran matematika di SD merupakan peletak konsep dasar yang dijadikan landasan dasar untuk belajar pada jenjang berikutnya. Selain itu, penguasaan matematika sejak dini untuk penguasaan dan penciptaan teknologi di masa depan. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan objek dalam pembelajaran sehingga inti dari proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tercapai tidaknya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa melalui tes formatif maupun tes sumatif.
Dalam kenyataannya, tujuan pembelajaran khususnya mata Pelajaran matematika sering kali tidak tercapai, siswa menganggap matematika Pelajaran yang paling sulit dan membosankan. Hal ini, berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai rata-rata Pelajaran matematika lebih rendah dari pada mata Pelajaran yang lain. Permasalahan tersebut juga dialami oleh siswa kelas V SD Negeri 04 Cibelok tahun Pelajaran 2023/2024 semester I pada materi KPK dan FPB, siswa masih banyak mendapat nilai kurang dari KKTP, yaitu 38 persen atau 15 siswa dari 39 belum mendapat nilai tuntas. Hal ini disebabkan guru belum menggunakan metode yang tepat, masih menggunakan metode ceramah, guru masih sebagai pusat dalam pembelajaran, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, sehingga siswa kurang aktif, menimbulkan kebosanan dan kurang berantusias mengikuti proses pembelajaran.
Dari permasalahan tersebut maka guru perlu melakukan refleksi pembelajaran untuk perbaikan hasil belajar siswa. Salah satu cara agar siswa dapat mudah mamahami konsep matematika dengan baik maka guru perlu mengembangkan suatu cara atau Teknik pengajaran yang tepat, yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep dan bermakna. Salah satu metode dalam Pelajaran matematika materi KPK dan FPB yang sudah diterapkan di SDN 04 Cibelok adalah metode Inquiry. Menurut Soedanyo(1990) metode Inquiry adalah model pembelajaran dangn menanyakan, meminta keterangan, ataupun dengan menyelidiki dan penyelidikan. Proses pembelajaran KPK dan FPB dengan metode Inquiry adalah sebagai berikut: (1) orientasi siswa pada masalah, pada tahap ini, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa agar aktif pada aktivitas pemecahan masalah, (2) mengorganisasikan siswa dalam belajar, guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas yang berkaitan dengan masalah serta menyediakan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran (3) membimbing penyelidikan siswa, guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan dan pemecahannya (4) menyajikan dan mempresentasikan hasil kegiatan, guru membantu siswa dalam mempersiapkan karya dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan teman-temannya (5) mengevaluasi kegiatan, guru membantu siswa dalam merefleksi semua kegiatan yang sudah dilakukan pada penyelidikan dan proses penemuan yang digunakan dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan guru dari hasil ulangan siswa materi KPK dan FPB dengan menerapkan metode Inquiry hasil belajar siswa meningkat, karena dengan metode ini, siswa lebih memahmai konsep KPK dan FPB, siswa lebih kritis untuk mengajukan pendapatnya, sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat.