Sementara itu, dari data Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian & Perdagangan (Diskumperindag) Kabupaten Semarang, harga cabai rawit merah per Senin mencapai Rp 81.667/kg. Harga tersebut naik Rp 10.000 dari hari sebelumnya, Minggu (29/10), yang dipatok Rp 71.667/kg. Sementara harga cabai merah besar dan cabai rawit hijau kini di angka Rp 61.667/kg.
“Dari hasil koordinasi dengan pertanian, musim kemarau panjang berdampak gagal panen di tingkat petani. Tingginya permintaan konsumen dan menurunnya ketersediaan komoditas cabai membuat harga mengalami kenaikan,” kata Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang, Heru Subroto, kepada Tribunjateng.com.
Meurut dia, harga cabai tertinggi pada jenis cabai rawit merah dan keriting merah. Harga tinggi di tingkat konsumen juga dipengaruhi naiknya harga di tingkat petani.
Akibat cuaca
Sementara itu, seorang petani cabai di Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Anthony menyatakan, harga cabai rawit merah di tingkat petani sekitar Rp 60.000/kg. Ia menyebut, kenaikan harga disebabkan kesulitan panen atau produksi cabai para petani akibat cuaca musim kemarau panjang.
“Banyak yang mati, pertumbuhan sulit. Sebenarnya saat musim kemarau bisa bagus (panen0Red), namun airnya harus tercukupi dan rajin menyiram,” terangnya.
Dikutip dari Panel Harga Pangan Bapanas, harga cabai rawit merah secara rata-rata nasional Rp 64.940/kg, dengan harga di DKI Jakarta rata-rata Rp 75.530/kg. Harga di Kabupaten Bekasi menembus Rp 90.000/kg, Kabupaten Bogor juga Rp 90.000/kg. Sementara harga cabai di Indonesia Timur saat ini menembus Rp 100.000/kg, seperti di Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Halmera Timur.
Sedangkan rata rata harga cabai rawit merah berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategi Nasional (PIHPS) sudah menembus Rp 73.800/kg. Masih dalam data yang sama, harga cabai rawit merah di sejumlah pasar di Jakarta sudah tembus Rp 100.000/kg, seperti di Pasar Jatinegara dan Kramatjati, sedangkan di Pasar Minggu Rp 92.500/kg.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto menyebut, satu penyebab harga cabai naik lantaran produksinya tengah mengalami penurunan akibat kemarau panjang El Nino.
"Ya biasalah, kan sekarang produksi agak turun karena El Nino ini agak panjang kan kemaraunya. Kalau kemarau agak panjang ya biasalah, semuanya akan mengalami seperti itu," ujarnya, saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (30/10).
Menurut dia, hampir di semua daerah produksi cabainya mengalamai penurunan. Meski demikian, Prihasto menilai, harga cabai naik tidak akan berlangsung lama, karena sebenatar lagi akan masuk pada musim hujan.
"Ya kalau hujan mulai turun, orang nanam cabai mulai banyak. Prognosa kami kemarin sudah saya sampaikan di rapat pimpinan bahwa produksi kita tahunan kita surplus untuk cabai, cuma bulanannya agak berfluktuasi. Kadang produksi tinggi, kadang agak turun. Itu karena musim," paparnya. (idy/rez/Kompas.com/Elsa Catriana)
Baca juga: Tim Karate UMP Raih Juara II Internasional
Baca juga: Sosok Atlet Binaan Klub Kairos Kota Semarang Raih Emas di Jeonju World Inline Marathon 2023 Korsel
Baca juga: International Stadium General FEB UMP, Menuju Akreditasi Internasional FIBAA Jerman
Baca juga: Lepas Santri Ziarah ke Jombang, Ini Pesan Bupati Pekalongan Fadia Arafiq