LDII

Rakernas LDII 2023: Ganjar Pranowo Paparkan Strategi Menuju Indonesia Unggul

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo saat memberikan pembekalan “Konsep dan Strategi Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, di Rakernas LDII 2023, di Grand Ballroom Gedung Serbag Guna (GSG) Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyidin, Jakarta, pada Rabu (8/11).

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA --  Indonesia mengalami berbagai permasalahan seperti fluktuasi harga pangan, penurunan kurs rupiah dan penurunan harga saham.

Untuk mengatasinya, bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menjabarkan strategi “Menuju Indonesia Unggul”.

“Ekonomi Indonesia harus berdiri di atas kaki sendiri. SDM harus siap, dan diperlukan pemerataan pembangunan ekonomi,” ujar Ganjar saat memberikan pembekalan “Konsep dan Strategi Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, di Rakernas LDII 2023, di Grand Ballroom Gedung Serbag Guna (GSG) Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyidin, Jakarta, pada Rabu (8/11).

Untuk mewujudkan Indonesia unggul, ia menjabarkan melalui program future work, future ekonomi dan future talent.

“Yakni, pembangunan ekonomi berdikari, pemerataan pembangunan ekonomi, dan lingkungan hidup berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru,” ujarnya.

Ia melanjutkan, melalui pembangunan sistem digital nasional, “Sains dan teknologi, serta pembangunan manusia Indonesia unggul,” pungkas Ganjar di hadapan 11.000-an peserta, yang dihelat secara hybrid.

Terkait perkembangan teknologi digital, Ganjar mengungkapkan, Indonesia tidak bisa lari dari situasi tersebut.

“Rerata masyarakat Indonesia, mengakses internet 5,7 jam per hari. Sebesar 238 juta penduduk muslim Indonesia akan berhubungan dengan dunia digital,” jelasnya.

Mengingat besarnya potensi tersebut, ia mengingatkan, Indonesia harus menjadi produsen, bukan konsumen. “Transaksi digital kita besar, dengan potensi ekonomi 4.531 triliun. Maka harus terbiasa dengan industri digital,” pungkas Ganjar.

Selanjutnya, terkait transisi hijau menuju energi baru terbarukan, perlu mengurangi dan memperbaiki kerusakan lingkungan.

“Potensi lapangan kerja dari EBT adalah 3,7 juta orang. Investasi butuh 1.371 triliun,” imbuh mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.

Untuk itu, Ganjar menekankan, sekolah vokasi menjadi penting. “Ada skill yang perlu dibangun. Misalnya teknik lingkungan dan data scientist,” ujarnya.

Berbicara ekonomi biru, Ganjar menyoroti wilayah Indonesia 77 persennya adalah laut.

“Namun, baru 7,6 persen sektor maritim berkontribusi terhadap GPD Indonesia pada tahun 2021. Potensi ini perlu dikelola, seperti sektor perikanan tangkap,” jelas Ganjar.

Mengawal itu, diperlukan pengamanan yang baik. “Tentara, polisi air, tenaga kerja maritim, Kementerian Kelautan dan Perikanan, semua dikontrol betul, harus kuat,” katanya.

Halaman
12

Berita Terkini