TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Sejumlah perajin tempe di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas mengeluh dengan tingginya harga kedelai saat ini.
Salah satu perajin tempe di RT 4 RW 4, Desa Pliken, Imam (45) mengatakan saat ini harga kedelai berada di angka Rp 12.550 per kilo.
"Sekarang 12.550 per kilo kedelai dan ini adalah kedelai impor.
Naiknya sudah sejak 1 bulan dari awalnya Rp 10.600," terangnya kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: Kisah Wanita Muda Tak Sengaja Jadi Mami Muncikari, Ditarget Sehari 42 Pelanggan
Baca juga: Kata Pihak Keluarga Pasien yang Diejek dan Ditertawakan Perawat Puskesmas, Terkejut Buka Video
Imam mengatakan menurutnya daya beli masyarakat sedang ambruk.
"Kalau saya jual buat tempe mendoan Rp 600 per bungkus, sedangkan tempe Muntuk Rp 600 per bungkus," terangnya.
Dia juga menjual tempe mendoan bungkusan plastik yang dijualnya Rp 12 ribu per kilo.
Karena mahalnya harga kedelai, tingkat produksi juga menurun.
Awalnya ia bisa memproduksi hingga 70 kilo, tetapi saat ini mentok hanya 50 kilo per hari.
Ada juga permasalahan lain yang dihadapi seperti susahnya mendapat daun sebagai pembungkus tempe.
"Daun juga sudah sulit dicari karena kemarau dan kering.
Sekilonya daun sekarang Rp 5 ribu
Ada alternatif kertas minyak tapi suhu lebih panas dan kualitas juga kurang," katanya.
Dia sudah biasa menjual tempe hasil produksinya hingga Purbalingga dan Bobotsari. (jti)