Selain keraguan terhadap pengelolaan kuil, masyarakat juga menyatakan skeptis terhadap kebhikkhuan.
“Saat ini, menjadi biksu hanyalah sebuah profesi, dan orang-orang mendapatkan penghidupan seperti orang lain,” kata seseorang.
Pendapat lain: "Seorang biksu dengan perasaan tidak bersih, istri yang tidak setia, dan suami dengan niat jahat. Kedengarannya seperti alur cerita fiksi."
“Seni berasal dari kehidupan, dan kenyataan bahkan lebih dramatis. Benar-benar tidak masuk akal” (*)
Artikel ini sudah tayang di Tribunstyle.com