2,5 Bulan Alami Kekerasan dari Majikan, Fatima TKW Akhirnya Dipulangkan dari Arab: Trauma Masih Ada
TRIBUNJATENG.COM - Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Tegaljati, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso, bernama Fatima, akhirnya berhasil dipulangkan dari Arab Saudi setelah tertahan selama 2,5 bulan akibat dugaan kasus kekerasan yang dialaminya dari sang majikan.
Fatima sebelumnya sempat melarikan diri dari tempat ia bekerja karena tidak tahan dengan perlakuan kasar yang diduga dilakukan oleh pihak majikan.
Kasus ini pun menjadi perhatian serius Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan Tenaga Kerja (DPMPTSP-Naker) Kabupaten Bondowoso, bekerja sama dengan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Bondowoso.
Menurut Kepala DPMPTSP-Naker Bondowoso, Nunung Setianingsih, Fatima telah resmi diserahkan kepada keluarganya pada Selasa pagi, 12 Agustus 2025, sekitar pukul 07.30 WIB.
Proses serah terima dilakukan di kantor kecamatan setempat.
"Fatima terlihat masih mengalami trauma cukup berat. Ia tampak ketakutan saat bertemu orang lain," jelas Nunung saat dikonfirmasi.
Trauma tersebut diduga kuat disebabkan oleh kekerasan fisik dan psikis yang dialami Fatima selama bekerja di Arab Saudi.
Ia juga diketahui tidak diberangkatkan secara resmi, melainkan melalui jalur ilegal dengan menggunakan paspor kunjungan, bukan paspor kerja.
Berangkat Secara Ilegal
Merri Dian Kharisma Pribadi, Ketua SBMI Bondowoso, menjelaskan bahwa proses pemulangan Fatima membutuhkan waktu cukup panjang, sekitar dua setengah bulan, karena adanya kendala dokumen.
"Paspor Fatima adalah paspor kunjungan, bukan paspor kerja. Setelah ditelusuri, ternyata ia berangkat melalui jaringan tekong atau calo ilegal," ujar Merri.
Untungnya, Fatima berhasil diselamatkan dan mendapatkan perlindungan dari pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Arab Saudi.
Setelah kabur dari rumah majikan, ia tinggal dalam perlindungan KJRI hingga proses administratif selesai.
Menariknya, ini bukan kali pertama Fatima bekerja sebagai PMI. Berdasarkan pengakuannya, sejak tahun 2006, ia sudah memiliki pengalaman kerja di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan Dubai melalui jalur resmi.