TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Sebagian masyarakat ketiban berkah dari perhelatan Pemilu 2024.
Seperti sebelumnya, tak sedikit warga yang dilibatkan dalam proses penyiapan logistik pemilu, khususnya untuk sortir dan pelipatan surat suara hingga kotak suara.
Rata- rata mereka yang terlibat pun bertempat tinggal sekitar kantor KPU setempat.
Sebagai contoh persiapan logistik Pemilu 2024 di Kabupaten Boyolali.
Satu di antara ratusan orang yang terlibat ada sosok Mardiyono.
Dia keseharian bekerja sebagai kuli bangunan.
Karena sepi 'panggilan' membangun ataupun merenovasi rumah, dia pun beralih profesi sementara menjadi tukang perakit kotak suara.
Baca juga: Ratusan Surat Suara Pemilu 2024 di Pati Rusak, KPU Pati Lakukan Proses Pelipatan Ulang
Baca juga: H-35 Coblosan Pemilu 2024, Surat Suara DPRD Belum Sampai di KPU Karanganyar
Jelang Pemilu 2024 menjadi berkah tersendiri bagi sebagian warga.
Ratusan warga dilibatkan dalam proses persiapan logistik Pemilu 2024.
Mardiyono misalnya.
Warga Pomah, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali ini bisa ikut merakit kotak suara.
Buruh bangunan itu senang bisa ikut kerja merakit kotak suara.
Apalagi saat musim hujan seperti ini, pekerjaan bangunan sedang sepi karena tak banyak masyarakat yang melakukan pembangunan atau renovasi rumah.
"Ya senang."
"Kebetulan ini juga pas tidak ada kerjaan," kata Mardiyono seperti dilansir dari TribunSolo.com, Selasa (9/1/2024).
Baginya, perakitan kota suara ini tak seberat kerja di proyek bangunan.
Baca juga: Komisioner KPU Kudus: PPP dan Perindo Harus Perbaikan Laporan Dana Kampanye
Baca juga: 495 Kotak Suara KPU Solo Rusak, Ada Yang Robek Hingga Banyak Staples
Selain terhindar dari sinar matahari langsung.
Upah borongan yang bakal diterima juga lebih banyak.
Dimana untuk setiap kotak yang dirakit, dia mendapatkan upah Rp 1.400.
"Sehari, mulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00, saya bisa merakit 120 kotak suara," katanya.
Sedangkan jika kerja di bangunan upah per hari yang diterima Rp 100 ribu.
Hal senada juga diungkapkan Singgih Hanjoyo.
Warga Boyolali itu mengaku setiap musim pemilu selalu ikut persiapan logistik.
"Pekan lalu ikut pelipatan surat suara."
"Terus diminta pindah perakitan kotak suara," jelasnya.
Baginya, upah yang diterima lebih tinggi dari pekerjaan kasar lainnya.
"Kalau dihitung rata-rata, per hari Rp 150 ribu."
"Cukup lumayan banyak," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Berkah Pemilu, Kuli Bangunan di Boyolali Alih Profesi Jadi Perakit Kotak Suara, Upahnya Lebih Tinggi
Baca juga: Pengakuan Dede Jaya, Pelaku Pembunuhan Berencana Pedagang Semangka Karena Selingkuh Dengan Istrinya
Baca juga: Selamat Jalan Kaisar! Franz Beckenbauer, Legenda Sepak Bola Jerman Meninggal Dunia
Baca juga: Kisah Pilu Mahasiswa Malang Berakhir Tragis, Karena Depresi Tak Bisa Selesaikan Skripsi
Baca juga: Tahun Baru Makin Cuan di Aplikasi Penghasil Uang Dapat Cash: Selesaikan Misi Langsung Cair