Noboa, putra salah satu orang terkaya di negara itu, mulai menjabat pada bulan November dan berjanji untuk membendung gelombang kekerasan terkait perdagangan narkoba di jalanan dan di penjara yang telah meningkat selama bertahun-tahun.
Noboa mendeklarasikan keadaan darurat selama 60 hari pada hari Senin (8/1/2024), memungkinkan patroli militer, termasuk di penjara, dan menetapkan jam malam nasional.
Tindakan tersebut merupakan respons terhadap kaburnya Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros, dari penjara tempat ia menjalani hukuman 34 tahun, dan insiden penjara lainnya baru-baru ini, termasuk penyanderaan penjaga penjara.
Dalam keputusan terbaru yang diterbitkan pada Selasa sore, Noboa mengatakan dia mengakui adanya “konflik bersenjata internal” di Ekuador dan mengidentifikasi beberapa geng kriminal sebagai kelompok teroris, termasuk Los Choneros.
Keputusan tersebut memerintahkan angkatan bersenjata untuk menetralisir kelompok tersebut.
Tiga petugas polisi yang bekerja pada shift malam diculik di kota Machala di selatan, kata polisi di media sosial pada Selasa pagi. Sementara, petugas keempat diculik oleh tiga penjahat di Quito.
Tiga petugas lainnya diculik di provinsi Los Rios setelah sebuah patroli terkena bahan peledak.
“Tindakan ini tidak akan dibiarkan tanpa hukuman,” kata polisi, yang tidak memberikan rincian apakah para penculik telah mengeluarkan tuntutan.
Polisi mengatakan terjadi ledakan di provinsi Esmeraldas dan Los Rios, sementara kantor wali kota di kota Cuenca mengonfirmasi ledakan lain dan kantor jaksa agung mengatakan pihaknya sedang menyelidiki ledakan lain di Guayaquil.
Media lokal juga melaporkan ledakan di Loja dan Machala.
Pihak berwenang belum menjelaskan penyebab ledakan tersebut dan belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Siaran Langsung, Stasiun TV Ekuador Diserbu Orang-orang Bersenjata"
Baca juga: Korea Selatan Beri Tunjangan Anak Muda Kesepian Rp7,6 Juta Per Bulan untuk Bergaul