TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Hasil quick count atau hitung cepat pilpres 2024 yang dilakukan sejumlah lembaga survei hingga Rabu (14/2) sore, menempatkan paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di posisi tertinggi di atas 50 persen.
Hal itupun menuai reaksi berbagai pihak, terutama dari kubu paslon 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), dan kubu paslon 3 Ganjar Prabowo-Mahfud MD.
Dewan Pengarah Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Oesman Sapta Odang (OSO) menilai, banyak kejanggalan dan kecurangan dalam proses hitung cepat atau quick count pilpres 2024.
Hal itu disampaikan OSO menanggapi hasil hitung cepat sementara beberapa lembaga survei yang datanya sudah masuk lebih dari 50 persen dan menunjukkan keunggulan untuk paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
“Saya telah melihat quick count. Tapi menurut bidang hukum kami, barusan kami bicara-bicara ini, banyak kejanggalan-kejanggalan, banyak perlakuan-perlakuan, dan pelanggaran-pelanggaran yang dihasilkan,” katanya, dalam konferensi pers, di Posko Pemenangan di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
OSO pun meminta pendukung paslon nomor urut 3 untuk bersabar. Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) itu menilai, hasil quick count tidak bisa dijadikan klaim untuk menyatakan sebuah kemenangan.
“Jadi enggak bisa terus mengeklaim seolah-olah ini sudah menjadi satu keputusan yang pasti, dan itu mempengaruhi orang-orang dan masyarakat. Ini adalah bisa menimbulkan kebohongan-kebohongan, karena pengaruh daripada promosi-promosi yang dilakukan oleh sesuatu yang tidak jujur,” ucapnya.
Sebelum konferensi pers itu berlangsung, kubu paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD berkumpul di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar No. 27, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
Mereka menerima laporan indikasi kecurangan dari dari Deputi Bidang Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis.
Selain Megawati dan Ganjar-Mahfud, turut hadir pula Plt Ketua Umum PPP Mardiono, Deputi Politik 5.0 TPN Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, hingga Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), serta Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Hasto menyebut, mereka menerima aduan soal indikasi kecurangan untuk memenangkan paslon tertentu. "Hari ini Ibu Megawati Soekarnoputri didampingi Pak Oso dan Pak Mardiono, serta bersama Pak Ganjar dan Prof Mahfud MD menerima laporan dari Todung Mulya Lubis yang menyampaikan berbagai indikasi kecurangan," katanya, saat ditemui usai keluar dari kediaman Megawati.
Menurut dia, berdasarkan laporan Todung, dugaan kecurangan itu terjadi di beberapa tempat, termasuk Madura, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
"Ada dari Madura, dari Papua ada, dari Jawa Tengah, Jawa Timur, karena tadi malam kami pun sempat menyampaikan kewaspadaan tertinggi untuk Jawa Tengah dan Jawa Timur," bebernya.
Hasto mengungkapkan, satu kecurangan itu berbentuk intimidasi, ketika laporan hasil exit poll di luar negeri mengunggulkan pasangan Ganjar-Mahfud.
"Ada pihak-pihak yang panik dan melakukan suatu instruksi untuk bergerak lebih masif lagi di kubu 02. Maka kami cermati, dan Ibu Ketum dan para ketum parpol pengusung akan berada di Teuku Umar," ucapnya.