"Kami hadir dari kamis sampai penutupan nanti. Waktu operasi dari jam 5 sore sampai jam 9 malam," terangnya.
Pada dugderan kali ini, Udinus sedianya membawa varian terbaru yakni Otonomus. Becak listrik yang berjalan di atas lintasan yang sudah disiapkan.
Namun, keramian pengunjung membuat Udinus hanya membawa satu varian becak listrik saja.
"Belum bisa memberikan yang Otonomus, karena di sini terlalu crowded. Banyak warga lalu lalang ditakutkan ada insiden yang tidak diinginkan," ujarnya.
Dosen sekaligus tim perancang becak listrik Udinus, Agra Dwi Pambudi menambahkan, baterai becak listrik ini memiliki daya tahan cukup lama dengan jarak tempuh maksimal 70 km.
Adapun lama pengecasan baterai membutuhkan waktu 5 jam, dengan kapasitas baterai 72 volt.
Becak listrik ini bisa digunakan untuk tiga penumpang dan satu sopir, yang mengendalikan becak lewat smartphone.
"Untuk kecepatan kita desain maksimal 20 km/jam. Untuk di area sini 10 km/jam karena sangat ramai," jelasnya.
Ketua Kuliner Kauman Johar, Choirul Ikhsan mendukung kehadiran becak listrik Udinus sebagai wahana permainan yang bisa digunakan masyarakat umum. Mulai dari anak-anak hingga orang tua.
"Dugderan ini kan rutinitas di Kota Semarang sebagai awal ramadan supaya memberikan rasa kegembiraan masyarakat. Istilahnya itu biar bisa berjalan tumakninah dan baik.
"Nah, hadirnya becak listrik ini paling tidak memberikan ilmu bahwa kreasi Udinus bisa dimanfaatkan masyarakat sekaligus hiburan." paparnya.
Selain becak listrik dari Udinus, masih ada beberapa wahana permainan anak-anak lain yang bisa dicoba. Hanya saja, berbayar sesuai tarif yang telah ditetapkan pemilik wahana.
"Wahana anak jelas masih ada yang sifatnya bukan mainan besar. Kayak istana balon, trampolin. Juga masih ada pemancingan. Di sini ada 12 stand mainan anak-anak," pungkasnya.