TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Pemerintah Kabupaten Jepara tidak akan terburu-buru menghentikan pelayanan dapur umum di lokasi bencana banjir, saat ada wilayah yang banjirnya telah surut.
Demikian yang disampaikan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko di sela acara Tarawih Keliling (Tarling) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Jepara di Gedung Wanita R A Kartini Jepara.
Dia menyampaikan bahwa keberadaan dapur umum untuk memberikan konsumsi bagi masyarakat pasca benca banjir.
“Tadi yang di Dorang (Nalumsari) mulai surut sampai satu meter yang tergenang tinggal sebagian. Para pengungsinya pun sudah banyak yang pulang. Tapi dapur umum tetap difungsikan,” kata Edy dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng, Selasa (19/3/2024).
Menurutnya difungsikannya dapur umum itu dimaksudkan untuk memberi pelayanan maksimal kepada para korban banjir yang tengah menjalankan ibadah puasa.
Kebutuhan makan sahur dan berbuka puasa dipenuhi dari dapur-dapur umum yang disiapkan.
Dampak bencana banjir di Jepara sempat tercatat berada di 25 desa pada 8 kecamatan dengan intensitas bervariasi, Namun mayoritas telah surut.
Setidaknya terdapat 17 500 jiwa di 5573 kepala keluaraga (KK) yang terdampak bencana tersebut.
Bencana ini juga berdampak pada terendamnya 1160 hektare sawah.
Dari total desa terdampak, beberapa desa yang kondisinya lebih parah dibanding desa-desa lain di antaranya Dorang (Nalumsari), Batukali (Kalinyamatan), Gerdu (Pecangaan), Kaliombo (Pecangaan), dan Sowan Kidul (Kedung). (Ito)
Baca juga: DP3A Tekankan Pembentukan Etika Anak untuk Cegah Kekerasan
Baca juga: Pedagang Hanya Bisa Pasrah, Awal Ramadan Harga Bahan Pokok di Pasar Kendal Naik
Baca juga: Moto Ngantuk, Iku Tambane Opo? Not Angka Pianika Lagu Jawa Gethuk Asale Soko Telo
Baca juga: Sempat Tak Ada Pasokan 6 Hari Dampak Banjir dan Cuaca Buruk, LPG 3 KG di Kudus Mulai Terdistribusi