TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Lika-liku perjuangan Haniatuz Zunaenah (43) memasarkan produk UMKM miliknya, kini membuahkan hasil membanggakan.
Produk olahan peyek kacang yang ia kelola sejak 2014, berhasil tembus pasaran Alfamart dan toko besar lain di wilayah Kendal.
Hanik pertama kali memulai usahanya pada 2014 dengan berjalan kaki. Sembari menggendong anaknya, Hanik menyusuri gang-gang kecil, hingga bertaruh maut melewati ramainya jalur pantura
Ia kerap menitipkan barang dagangannya di warung-warung kecil. Tak puas, ia lantas melihat peluang besar menjajakannya di sekolah-sekolah.
Tiga tahun pertama, hari-hari Hanik berjalan mulus. Entah nasib sial apa yang menimpanya, ia secara tiba-tiba tak lagi diperbolehkan berjualan di lingkungan sekolah.
Hanik sebenarnya tak mempermasalahkan. Ia juga menerima dengan legowo. Namun, kalimat hinaan yang ia dapat saat menjajakan dagangannya, seolah membuat hidupnya runtuh.
Nihil sub sole novum, tak ada yang benar-benar baru di bawah sinar matahari. Begitu pikir Hanik. Sejauh apapun ia melangkah, nasib pelaku UMKM akan sama. Sulit naik kelas.
Namun, berkat nasihat dan motivasi dari orang terdekatnya, Hanik mampu bangkit sepenuhnya.
Cacian dan hinaan yang ia dapat, kini menjadi cambuk peletup semangat menjalankan bisnisnya.
"Iya, dulu pernah dapat perlakuan tak menyenangkan. Saya nangis-nangis sesenggukan. Tapi oleh kakak saya kemudian disemangatin," kata Hanik ditemui di rumahnya di Desa Jambearum RT 4 RW 2 Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal, Rabu (20/3/2024).
Usaha Hanik untuk kembali memulai bisnisnya juga sempat mendapat tentangan dari suami. Suami Hanik takut, jika istrinya mengalami nasib apes seperti dulu.
Tapi keputusan sudah mutlak. Hanik tetap bersikukuh kembali merintis bisnisnya. Hingga akhirnya, suatu hari Hanik menemukan jalan kesuksesan.
Produk olahan peyek miliknya, berhasil menembus pasaran Alfamart dan toko-toko besar lain di wilayah Kendal pada tahun 2022.
"Sempat beda pendapat dengan suami. Tapi akhirnya bisa meyakinkan dan membuktikan ke suami," imbuh pemilik usaha Farhan Snack tersebut.
Diakui Hanik, seleksi produk UMKM untuk tembus pasaran Alfamart cukup ketat. Dari 4 produk olahan peyek miliknya, yakni peyek teri, peyek rebon, peyek kacang tanah dan peyek kacang hijau, hanya satu yang bisa lolos seleksi.
"Yang bisa lolos itu peyek kacang tanah. Memang seleksinya ketat. Harus ada ijin usaha, BPOM dan lainnya. Alhamdulillah ini bisa lolos," sambungnya.
Kini, Hanik telah memiliki 4 karyawan dan mampu menghasilkan 30 kg peyek setiap harinya. Bahkan, ia kerap kali menambah dua karyawan setiap menjelang hari raya idul fitri.
"Pesanan menjelang lebaran terus naik. Saya nambah dua orang lagi. Tapi sifatnya sementara. Kalau pas hari biasa cuma 4 karyawan," tuturnya.
Produk olahan peyek milik Hanik memiliki kekhasan dibanding olahan peyek pada umumnya. Hanik tak menambahkan daun jeruk maupun adonan santan agar tak mudah kedaluwarsa.
"Olahan peyek punya saya bisa bertahan kurang lebih 6 bulan. Untuk stok di Alfamart beratnya 125 gram, harga Rp 12.000," jelasnya.
Selain memproduksi olahan peyek, rumah usaha Farhan Snack juga menitipkan olahan produk UMKM warga sekitar untuk dipasarkan.
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 10 Bab 4 Formative Assessment: Hal 49
Baca juga: Respon Ekonom Hingga Pengusaha Jika PPN Naik Jadi 12 Persen
Baca juga: Cerita Suroso, Pilih Ngabuburit Sehat Sembari Donor Darah di Semarang
Baca juga: Sosok JR, Guru SMAN Yang Melecehkan Siswinya Ngaku Tak Pernah Memaksa, Suka Sama Suka