Demak Dulunya Lautan, Terjadi Pendangkalan 30 Meter per Tahun

Penulis: Puspita Dewi
Editor: galih permadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Beberapa warga mengarungi banjir menggunakan perahu karet untuk patroli di wilayah Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Rabu (20/3/2024).

Banjir Demak 2024 Terparah, Tanah Turun hingga 12 CM per Tahun


TRIBUNJATENG.COM- Banjir yang terjadi di Kabupaten Demak pada 2024, disebut menjadi yang paling parah sepanjang sejarah.


Bahkan banjir tersebut kini kian meluas hingga merendam 13 kecamatan atau 70 desa.


Puluhan ribu warga pun terkena dampaknya hingga terpaksa mengungsi karena rumahnya kebanjiran.


Demak sendiri dahulunya adalah lautan.


Dahulu, Selat Muria memisahkan daratan utara Jawa Tengah dengan Gunung Muria.


Gunung Muria adalah sebuah gunung berapi yang terletak di pantai utara.


Namun, pada abad ke-17, perairan ini berubah menjadi daratan yang sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Demak, Kudus, Grobogan, Pati, dan Rembang.


Sejarah Selat Muria menyimpan cerita tentang bagaimana sebuah wilayah perairan berubah menjadi daratan yang subur.


Pada abad ke-IX, ketika kerajaan Mataram kuno mulai berkembang, daratan Kudus mulai terbentuk dari proses sedimentasi.


Proses sedimentasi itu terjadi melalui sungai-sungai yang mengalir ke Selat Muria.


Pendangkalan yang terjadi secara bertahap ini,  akhirnya mengubah Selat Muria menjadi daratan.


Pendangkalan diketahui cepat terjadi rata-rata 30 meter per tahun.


Namun kini, setiap tahunnya tanah di Demak rata-rata turun dari 4 cm hingga 12 cm per tahunnya.


 Hal itu dinyatakan pada rapat konsorsium pada Bulan Juni 2021 dengan Undip, Geologi Bandung, Wetlands dari Belanda, ESDM Provinsi dan berbagai universitas lainnya.

Halaman
12

Berita Terkini